View Artikel Ilmiah

Kembali
NIM (Student Number)H1F011032
Nama MahasiswaADIS NOVIYANTI
Judul ArtikelStudi Endapan Paleotsunami Pada Perairan Teluk Lampung Berdasarkan Pendekatan Palinologi
AbstrakLokasi daerah penelitian secara geografis terletak pada 5°30′23′′ S dan 105°19′28′′ T dan secara administratif berada di daerah Tarahan Lampung. Teluk Lampung merupakan tempat mengendapnya sedimen dari daratan di sekitarnya, juga sebagai terendapnya hasil erupsi dari letusan Krakatau 1883. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pada daerah ini pernah terjadi tsunami besar atau tidak, serta bagaimana proses yang terjadi dengan berdasarkan analisis palinologi dan data pendukung lain. Berdasarkan stratigrafi regional (Mangga, et al., 1993), daerah penelitian termasuk ke dalam satuan Aluvial (Qa). Metode yang digunakan dalam pengambilan conto sedimen yaitu gravity core. Daerah penelitian tersusun oleh 4 unit sedimen, antara lain Lempung A, Pasir, Lempung B dan Lempung C dilihat pada stratigrafi pada inti pemboran dengan nomor conto SSL49. Sedimen pada inti bor mengandung beragam polen dan spora yang terdiri dari 59 spesies, dimana masing-masing conto berasal dari kedalaman 0,5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40 dan 45 cm. Dari seluruh individu yang didapat dari sepuluh conto tersebut dibagi menjadi tiga zona polen yaitu zona polen 1, zona polen 2 dan zona polen 3. Zona polen dibagi berdasarkan kelimpahan polen pada masing-masing ekologi. Dari analisis yang ada diinterpretasikan bahwa sedimen pada kedalaman 10-27 cm (endapan lempung B) merupakan endapan yang terjadi karena proses tsunami. Hal ini dapat dilihat dari karakteristik endapan yang terdiri dari campuran berbagai material sedimen dan material organik serta perubahan persentase polen secara signifikan.
Abstrak (Inggris)The location of the study area is geographically located at 5° 30'23" S and 105° 19'28"E and administratively was in the Tarahan Lampung area. Lampung bay is the spot of sediment deposit from land around lampung bay, and also product of Krakatoa 1883 eruption . The purpose of this research was to determine whether in lampung bay ever happen tsunami or not, and how the process that occurs based on palynology analysis and sedimentology analysis. Based on regional stratigraphy (Mangga, et al, 1993), the research are belongs to alluvial unit (Qa). Method used for sediment sampling is gravity cores. Research area is consist of 4 sediment units, that is Clay A, Sand, Clay B and Clay C refer to the stratigraphy from gravity core sample SSL49. Sediment containing variety of pollen consists of 59 species, each of them comes from depth 0, 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40 and 45 cm. All of the individuals were found is divided into three polen zones : pollen zones 1, pollen zones 2 and pollen zones 3. Pollen zones were divided based on the abundance of pollen from different ecology. From the analysis, we can interpretated that sediment unit from depth 10-27 cm (Clay B deposit) is tsunami deposit, It can be seen from the characteristics of sediment that consists of a mixture of sediment and organic material, as well as decreasing the frequency of pollen which then rises significantly.
Kata Kuncitsunami, polen, sedimen, paleotsunami, arus
Nama Pembimbing 1Dr. Rachmad Setijadi S.Si., M.Si.
Nama Pembimbing 2Eko Yulianto S.T., M.T., Ph.D
Tahun2016
Jumlah Halaman8
Page generated in 0.0657 seconds.