View Artikel Ilmiah

Kembali
NIM (Student Number)H1F011011
Nama MahasiswaZEIN ALKHAF FIQIH
Judul ArtikelKARAKTERISTIK ENDAPAN PALEOTSUNAMI JAWA SELATAN DAERAH MALINGPING DAN SEKITARNYA, KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN
AbstrakIndonesia merupakan daerah pertemuan tiga lempeng yakni lempeng eurasia, indo-australia, dan pasifik. Aktivitas lempeng – lempeng tersebut dapat menimbulkan gempa yang dapat memicu terjadinya tsunami. Pada awalnya peneliti beranggapan bahwa Indonesia tidak akan mengalami gempa besar namun hal itu terbantahkan dengan terjadinya gempa besar dan tsunami Aceh tahun 2004. Dengan asumsi bahwa gempa besar pernah terjadi di Indonesia termasuk bagian selatan Jawa yang berdekatan dengan zona subduksi maka dimungkinkan dahulu pernah terjadi tsunami di daerah tersebut. Lebak merupakan daerah yang memperlihatkan adanya pola kelurusan berupa beach ridge dan swale yang merupakan ruang akomodasi yang baik bagi endapan tsunami purba. Geomorfolgi pada daerah penelitian terbagi menjadi lima, yaitu satuan punggungan pantai, satuan cekungan pantai, satuan punggungan gumuk pasir, satuan dataran pantai dan satuan dataran pasang – surut. Dengan menggunakan beberapa metode analisis seperti granulometri, mikrofauna dan loss on ignition (LOI) dari sampel bor yang diambil pada daerah penelitian. Menurunnya kandungan karbonat pada kedalaman 25 -30 cm dan terganggunya pola pengendapan gambut dengan hadirnya lanau yang dicirikan dengan anomali pada grafik mean, sorting, skewness dan kurtosis serta dengan hadirnya kurva bimodal pada grafik histogram distribusi besar butir pada kedalaman yang sama dapat menjadi rujukan bahwa pada kedalaman tersebut merupakan endapan paleotsunami sehingga data tersebut dijadikan sebagai karakteristik dari endapan paleotsunami. Pengendapan diawali dengan terbentuknya barrier island dan laguna yang kemudian berkembang menjadi beach ridge dan swale seiring dengan penurunan muka air laut dengan besar butir pasir halus sampai lanau. Swale berkembang menjadi rawa atau marsh yang banyak mengandung bahan organik. Saat proses pengendapan lapisan gambut kemudian gelombang tsunami hadir dan membawa sedimen berukuran lanau kasar. Datangnya gelombang tersebut mengganggu proses pengendapan gambut sehingga menurunkan kandungan karbon yang ada. Setelah sedimen tsunami terendapkan kemudian pengendapan gambut kebali terbentuk.
Abstrak (Inggris)Indonesia is an area of the confluence of three plates Eurasia plate, the Indo-Australian and the Pacific. Plates activity can cause earthquakes that could trigger a tsunami. Initially, the researchers believe that Indonesia will not experience a large earthquake, but it is refuted by the massive earthquake and tsunami in 2004. Assuming that large earthquakes have occurred in Indonesia, including the southern part of Java, which is adjacent to the subduction zones it is possible to become ever tsunami in the area. Lebak is an area that showed a pattern of alignment in the form of beach ridge and swale which is a good accommodation space for ancient tsunami deposits. Geomorpholgy in the research area is divided into five, namely beach ridge unit, the unit basin beach, sand dune ridge units, units and unit-lying coastal plain tide - low tide. By using several analytical methods such as granulometri, microfauna and loss on ignition (LOI) of the drill samples taken in the area of research. The reduced content of carbonates at a depth of 25 -30 cm and disruption of peat deposition patterns with the presence of silt which is characterized by anomalies on the graph mean, sorting, skewness and kurtosis as well as with the presence of the curve on the graph histogram bimodal particle size distribution at the same depth can be a reference that on The depth of the sediment Paleotsunami so the data is used as a characteristic of sediment Paleotsunami. Precipitation begins with the formation of barrier island and lagoon which later evolved into a beach ridge and swale along with a decrease in sea level with a big grain of fine sand to silt. Swale developed into a swamp or marsh that contains a lot of organic material. When the process of depositing a layer of peat and then the tsunami wave comes and brings coarse silt sized sediment. The arrival of these waves interfere with peat deposition process resulting in lower carbon content there. After the sediment deposited tsunami then repeat deposition continues.
Kata KunciPaleotsunami, Granulometri, LOI, Microfauna, Swale
Nama Pembimbing 1Asmoro Widagdo, S.T., M.T.
Nama Pembimbing 2Eko Yulianto, Ph. D
Tahun2016
Jumlah Halaman8
Page generated in 0.055 seconds.