View Artikel Ilmiah

Kembali
NIM (Student Number)H1D012060
Nama MahasiswaKHOIMATUN NAQIYAH
Judul ArtikelPERILAKU SAMBUNGAN MUR-BAUT PADA BALOK BETON PRACETAK SEGMENTAL DENGAN TULANGAN BAMBU PADA MUTU BETON K-225
AbstrakBalok adalah bagian dari struktural bangunan yang kaku dan dirancang untuk menanggung dan mentransfer beban menuju elemen-elemen kolom penopang. Pembuatan balok beton pracetak dengan tulangan bambu merupakan suatu alternatif untuk mempermudah dan menghemat pelaksanaan konstruksi. Dalam sistem pracetak, sambungan harus didesain lebih kuat dari yang disambung. Untuk mengatasi hal itu, pada penelitian ini digunakan sambungan mur-baut. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kapasitas balok pracetak segmental bertulangan bambu dengan variasi jumlah sambungan mur-baut dibandingkan dengan balok konvensional dan mengetahui pola keruntuhan yang terjadi. Metode yang digunakan adalah dengan pembuatan balok pracetak segmental dengan tulangan bambu terlebih dahulu, kemudian disambungkan dengan mur-baut berdiameter 8 mm, dan di-grouting. Parameter pengujian yang dilakukan meliputi kapasitas lentur dan pola retak. Penelitian ini dilakukan terhadap sembilan benda uji dengan dimensi 120 mm x 150 mm x 1000 mm, dimana tiga diantaranya adalah balok kontrol (BK), tiga buah balok segmental dengan empat sambungan (BS4), dan tiga buah balok segmental dengan enam sambungan (BS6). Pengujian dilakukan dengan metode Third Point Loading dengan jarak 1/3 L. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kapasitas balok kontrol tanpa sambungan masih lebih besar dibandingkan kapasitas balok segmental dengan sambungan mur-baut dengan nilai rata-rata kekuatan balok tanpa sambungan, balok segmental dengan empat sambungan (BS4), dan balok segmental dengan enam sambungan (BS6) berturut-turut 13,43 kN; 7,33 kN; dan 5,6 kN. Hal ini terjadi karena pada area sambungan mur-baut cukup kuat sehingga keruntuhan menuju pada keruntuhan geser yang sengkangnya lebih lemah. Pola retak yang terjadi pada balok kontrol merupakan keruntukan lentur, sementara keruntuhan pada balok pracetak segmental dengan sambungan mur-baut semuanya merupakan keruntuhan geser.
Abstrak (Inggris)Beam is part of structural building which stiff and designed to bear and transfer burden to elements column buttresses. Making beams concrete with bamboo reinforce is an alternative to make it easy and conserve construction execution. In this system, connection have to designed stronger than jointed. To overcome the problem, this research used bolt-nut connection. The purpose of this research is to knowing capacity of beams in a segmental with variations in the quantity of connection bolt-nut compared with conventional beam and to know collapse pattern. The used method in this research is making beams in segmental with bamboo reinforced first, then connected and grouted. Criteria tests conducted include flexible capacity, the cracks , and type of collapse. The research was conducted on the nine of those 120 mm x 150 mm x 1000 mm, in which three of them are beams export control (BK), the three beams segmental with four connection (BS4), and the three beams segmental with six connection (BS6). Testing use the third point loading with distance 1/3 L method. The results show that capacity testing beams control without connection is larger than capacity beams segmental bolt-nut connection with the average force beams without connection, beams segmental connection with 4 (BS4), and beams segmental connection with 6 (BS6) sequent are 13,43 kN; 7,33 kN; and 5,6 kN. This is happens because in the area bolt-nut connection strong enough so collapse lead to sliding collapse bar weaker. The crack happened on the beams control is flexible collapse, while collapse on the beam segmental in connection bolt-nut are all sliding collapse.
Kata KunciBalok pracetak, Tulangan bambu, Kuat lentur, Sambungan mur-baut, Pola keruntuhan
Nama Pembimbing 1Nanang Gunawan Wariyatno, S.T.,M.T.
Nama Pembimbing 2Gathot Hery Sudibyo, S.T.,M.T.
Tahun2016
Jumlah Halaman81
Page generated in 0.0676 seconds.