View Artikel Ilmiah

Kembali
NIM (Student Number)D1E013125
Nama MahasiswaFEBI FITRIA AYUNINGSIH
Judul ArtikelKECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK RUMPUT RAJA, RUMPUT SETARIA, DAUN SINGKONG, DAN AZOLLA Sp SECARA IN VITRO
AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh kecernaan bahan kering dan bahan organik rumput raja, rumput setaria, daun singkong, dan azolla Sp. secara in vitro. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5 Maret sampai 10 Maret 2017 di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Materi yang digunakan dalam penelitian adalah rumput raja, rumput setaria, daun singkong, dan azolla, 60% konsentrat, dan cairan rumen sapi potong. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental in vitro menggunakan metode Tilley and Terry (1963) dengan perlakuan P1 = 40% rumput raja + 60% konsentrat, P2 = 40% rumput setaria + 60% konsentrat, P3 = 40% daun singkong + 60% konsentrat, dan P4 = 40% azolla Sp. Peubah yang diukur kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik. Hasil penelitian kecernaan bahan kering mempunyai kisaran nilai antara 20,01% - 40,39%, kecernaan bahan organik 42,03% - 59,58%. Hasil analisis variansi menunjukan bahwa perlakuan yang diberikan berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik. Kesimpulan dari penelitian ini adalah hijauan pakan yang mempunyai serat kasar yang tinggi dapat dijadikan pakan alternatif pada saat musim kemarau tetapi pemberiannya harus diimbangi dengan konsentrat atau pakan sumber protein lainnya. Berdasarkan uji lanjut Beda Nyata Jujur dengan membandingkan nilai tengah perlakuan didapatkan bahwa kecernaan bahan kering antara P2 vs P1 dan P2 vs P3 (P2 40,392 ± 1,101 % vs P1 21,550 ± 2,097 % dan P2 40,392 ± 1,101 % vs P3 30,396 ± 1,057 %) menunjukan hasil yang berbeda nyata. Sedangkan antara P2 vs P4 dan P3 vs P4 ( P2 40,392 ± 1,101 % vs P4 20,010 ± 0,623 % dan P3 30,396 ± 1,057 % vs P4 20,010 ± 0,623 %) menunjukan hasil yang berbeda sangat nyata. Kecernaan bahan organik dari P2 vs P1 dan P2 vs P4 (P2 59,582 ± 1,395 % vs P1 43,374 ± 1,733 % dan P2 59,582 ± 1,395 % vs P4 42,030 ± 1,335 %) menunjukan hasil yang berbeda nyata, sedangkan P2 vs P4 ( P2 59,582 ± 1,395 % vs P4 42,030 ± 1,335 %) menunjukan hasil yang berbeda sangat nyata. Kesimpulan dari penelitian ini adalah hijauan pakan yang mempunyai serat kasar yang tinggi seperti rumput setaria dapat dijadikan pakan alternatif untuk ternak, tetapi pemberiannya harus diimbangi dengan konsentrat atau pakan sumber protein lainnya.
Abstrak (Inggris)This research aimed to study the effect of dry matter and organic matter digestibility of king grass, setaria grass, cassava leaves, and azolla Sp. in vitro. The research was conducted on March 5 until March 10, 2017 in the Laboratory of Animal Nutrition and Food Sciences, Faculty of Animal Husbandry, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. The material used in the research were are king grass, setaria grass , cassava leaves, and Azolla, concentrate and the rumen fluid of beef cattle. The research was conducted with an experimental method in vitro that used method Tilley and Terry (1963) with treatment P1 = 40 % king grass + 60 % concentrate, P2 = 40 % setaria grass + 60 % concentrate, P3 = 40 % cassava leaves + 60 % concentrate, and P4 = 40 % azolla Sp + 60 % concentrate. Parameters measured dry matter and organic matter digestibility. The result of dry matter digestibility research have a range of values between 20.01% - 40.39%, organic matter digestibility 42.03% - 59.58%. The Results of variance analysis showed that the treatments accorded were significant (P> 0.05) on dry matter and organic matter digestibility. The conclusion of this research are forage that has a high fiber can be used as alternative feed during the dry season but the allotment must be balanced with concentrates or other feed protein sources. Based on further testng of honestly significant difference test (HSD) by comparing the mean values of treatment showed that dry matter digestibility between P2 vs P1 and P2 vs P3 (P2 40,392 ± 1,101 % vs P1 21,550 ± 2,097 % and P2 40,392 ± 1,101 % vs P3 30,396 ± 1,057 %) showed significantly different results. While between P2 vs P4 and P3 vs P4 ( P2 40,392 ± 1,101 % vs P4 20,010 ± 0,623 % and P3 30,396 ± 1,057 % vs P4 20,010 ± 0,623 %) showed highly significant results. Organic matter digestibility from P2 vs P1 dan P2 vs P4 (P2 59,582 ± 1,395 % vs P1 43,374 ± 1,733 % dan P2 59,582 ± 1,395 % vs P4 42,030 ± 1,335 %) showed significantly different results, while P2 vs P4 ( P2 59,582 ± 1,395 % vs P4 42,030 ± 1,335 %) showed highly significant results. The conclusion of the study is, forages with crude fiber as setaria grass can be used as alternative feeds to cattle but the feeding must be balanced with feed concentrates or other protein sources. Keywords: dry matter digestibility (DMD), organic matter digestibility (OMD), king grass, setaria grass, cassava leaves, azolla.
Kata Kuncikecernaan bahan kering (KBK), kecernaan bahan organik (KBO), rumput raja, rumput setaria, daun singkong, azolla.
Nama Pembimbing 1Ir. Suparwi, M. S
Nama Pembimbing 2Ir. Nur Hidayat, Msi
Tahun2017
Jumlah Halaman6
Page generated in 0.0536 seconds.