View Artikel Ilmiah

Kembali
NIM (Student Number)F1A012018
Nama MahasiswaWHISNU BHUDI PRASETYO
Judul ArtikelKejahatan Jalanan di Metropolitan (Studi Kasus Mengenai Fenomena Perampasan Sadis “Begal” di Kecamatan Duren Sawit, Kota Jakarta Timur)
AbstrakWilayah Kecamatan Duren Sawit merupakan daerah yang sangat strategis bagi tindak aksi kejahatan terutama kasus pembegalan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih dalam mengenai proses yang dilakukan pelaku dalam memilih korban dan reaksi masyarakat Duren Sawit terhadap kasus “begal” serta tindakan dari kepolisian dalam meminimalisir kasus begal. Hasil penelitian menunjukkan beberapa poin kesimpulan. Pertama, dalam proses pemilihan korban, pelaku pembegalan mempertimbangkan empat dimensi, antara lain dimensi penampilan, dimensi waktu, dimensi tempat, dan dimensi cara pembegalan. Kedua, masyarakat Kecamatan Duren Sawit cenderung melihat fenomena “begal” sebagai wujud lemahnya peran pihak kepolisian dalam menjaga keamanan lingkungan dan kurangnya perhatian pemerintah dalam memberikan penerangan terhadap area jalan yang rawan pembegalan. Kedua hal tersebut memunculkan reaksi dari masyarakat untuk menghakimi secara sepihak pelaku pembegalan. Ketiga, sebagai wujud tindakan untuk mencegah dan meminimalisir kejahatan pembegalan, kepolisian Duren Sawit melakukan upaya preventif berupa mengadakan patroli rutin di beberapa titik rawan pembegalan dan mengadakan penyuluhan kepada masyarakat terkait keamanan lingkungan melalui Binmas. Sementara itu, upaya represif yang dilakukan kepolisian Duren Sawit selanjutnya adalah dengan memasukan para pelaku pembegalan ke dalam rumah tahanan dan mengukum para pelaku sesuai dengan putusan peradilan. Setelah itu, para pelaku pembegalan dibina oleh Lembaga Pemasyarakatan agar setelah bebas dapat diterima oleh masyarakat, dan tidak mengulangi perbuatannya.
Abstrak (Inggris)Duren Sawit District is a very strategic area for criminal acts, especially cases of hijacking. This is what drew the attention of researchers to reveal and explore more about the process by the perpetrators in selecting victims and public reaction Duren Sawit against cases of "begal" as well as action from the police in minimizing cases begal. The results show some points of conclusion. First, in the process of selecting victims, perpetrators consider four dimensions, such as appearance dimension, time dimension, place dimension, and dimension of the way of hijacking. Secondly, the people of Kecamatan Duren Sawit tend to see the phenomenon of "begal" as a form of weakness of the role of the police in maintaining environmental security and the lack of government attention in providing illumination to hazard-prone road areas. Both of these lead to a reaction from the public to judge unilaterally the perpetrator of the law. Third, as a form of action to prevent and minimize the crime of hijacking, the police of Duren Sawit make preventive efforts in the form of routine patrols at some point prone to the hijacking and providing counseling to the community related to environmental security through Binmas. Meanwhile, repressive efforts by the police of Duren Sawit next is to include the perpetrators of prison into the prison and punish the perpetrators in accordance with the judicial decision. After that, the perpetrators of the prisoners are fostered by the Penitentiary so that once freely acceptable to the community, and not repeat his actions.
Kata Kuncikejahatan jalanan, pembegalan, Duren Sawit
Nama Pembimbing 1Dr. Rawuh Edy P. M.Si
Nama Pembimbing 2Dr. Joko Santoso, M.Si
Tahun2017
Jumlah Halaman116
Page generated in 0.0661 seconds.