View Artikel Ilmiah
KembaliNIM (Student Number) | F1D013028 |
---|---|
Nama Mahasiswa | NGESTI MAULANI PUTRI |
Judul Artikel | ANALISIS PERBANDINGAN POLA PENGELOLAAN ASET DESA: STUDI KASUS PENGEMBANGAN OBJEK WISATA CURUG JEGLONG ANTARA DESA BENDOSARI DAN DESA MARGOSONO |
Abstrak | Penelitian ini bertujuan untuk; 1) Mendeskripsikan perbedaan pola pengelolaan Objek Wisata Curug Jeglong antara Desa Bendosari, Kecamatan Plantungan, Kabupaten Kendal dengan Desa Margosono, Kecamatan Tersono, Kabupaten Batang terkait pengembanganya 2) Menganalisa serta menjelaskan mengenai alasan-alasan perbedaan pengelolaan yang dilakukan antara kedua desa tersebut, terutama dalam segi kepemimpinan, partisipasi, begitu juga mengenai perbedaan potensi kelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) khususnya dalam sektor wisata. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk mendukung analisis dan interpretasi data. Pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling dengan memilih informan. Penelitian ini menggunakan model analisis interaktif. Keabsahan data penelitian ini menggunakan triangulasi data sumber. Di dalam landasan teori penelitian menggunakan teori pemerintahan desa, kepemimpinan, partisipasi, BUMDES serta pariwisata. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa terjadi pola pengelolaan yang berbeda antara Desa Bendosari dengan Desa Margosono dalam pengembangan Objek Wisata Curug Jeglong. Di mana seperti yang diketahui bahwa objek wisata tersebut berada di perbatasan antara dua desa. Dalam hal ini, barometer untuk melihat perbedaan pengelolaan yang dilakukan antar dua desa yaitu dilihat dari variabel kepemimpinan kepala desa, partisispasi masyarakat, serta kelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES). Masing-masing desa pastinya mempunyai potensi dan strategi yang berbeda dalam pengembangan aset wisata tersebut. Hal ini terbukti dari cara kepemimpinan dan partisipasi yang berbeda antara pemerintah desa masing-masing. Pemerintah Desa Margosono cenderung lebih proaktif dalam mengembangkan wisata tersebut yang dibuktikan akan dimasukannya sektor wisata ke BUMDES, sedangkan untuk Desa Bendosari masih pada tahap negosiasi antara Perum Perhutani dengan Kepala Desa atas kepemilikan lahannya. |
Abstrak (Inggris) | The purpose of this research are 1) To describe the pattern of distinction in Curug Jeglong Tourism place between Bendosari Village and Margosono Village. 2) To analyze and describe the main reasons of the management distinction between those two villages, particularly in terms of leadership and participation, also to the distinction factor of the Badan Usaha Milik Desa (Village-owned Enterprises) institutional potency, particularly in tourism sector. This research used the qualitative methods and the constructivism paradigm, especially non-positivism as the main research methods. This research also used structuralist perspective and case study approach. To choose the informant, purposive sampling and snowball sampling will be used as the main technique. The technique that used to collect the data were: observation technique, deep interview, and proper documentations. Meanwhile, to analyze the data, qualitative-descriptive analysis will be used. To ensure the data validity in this research, triangulation of source data will be used. In the theoretical basis, researcher used the village governance theory, leadership theory, participation theory, BUMDES, and also tourism theory. The result of this research reveals there are difference between Bendosari Village and Margosono Village in Curug Jeglong tourism place management pattern. In which we know, that Curug Jeglong tourism place were located between the border of those two villages. To measuring the management difference between two village, the Village leadership variable data, people participation, and also BUMDES institutional potency will be calculated. Every of those village must be having different potency and strategies to manage Curug Jeglong as the tourism place. This point was later proven when Margosono Village has more proactive policy towards Curug Jeglong as a tourism place and had a plan to include Tourism Sector in their BUMDES, meanwhile Bendosari Village was still in negotiation stage with Perhutani and Village Chief for the land ownership. |
Kata Kunci | pemerintahan desa, pariwisata, LMDH, kepemimpinan, partisipasi, BUMDES |
Nama Pembimbing 1 | Andi Ali Said Akbar, S.IP., M.A. |
Nama Pembimbing 2 | Waluyo Handoko, S.IP., M.Sc. |
Tahun | 2013 |
Jumlah Halaman | 29 |
Page generated in 0.0654 seconds.