View Artikel Ilmiah

Kembali
NIM (Student Number)A1C011025
Nama MahasiswaSITI HANI ZAMZANI
Judul ArtikelKAJIAN FINANSIAL DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI USAHATANI SEMANGKA (Citrullus vulgaris) DI PESISIR PANTAI KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN
AbstrakSemangka merupakan salah satu komoditas buah yang mempunyai prospek baik untuk dikembangkan. Jumlah produksi tanaman semangka di Kecamatan Mirit pada tahun 2014 adalah sebesar 31.485 kwintal dengan luas panen 195 hektar. Upaya yang dilakukan petani dalam rangka memperoleh pendapatan yang tinggi tergantung pada kombinasi yang tepat dalam menggunakan faktor-faktor produksi. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui analisis finansial usahatani semangka dan besarnya nilai Break Even Point (BEP) di Kecamatan Mirit Kabupaten Kebumen, 2) Mengetahui pengaruh penggunaan faktor produksi terhadap hasil produksi usahatani semangka di Kecamatan Mirit Kabupaten Kebumen. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Mirit Kabupaten Kebumen pada bulan Agustus sampai September 2015. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Hasil survei luas lahan minimal 0,5 hektar dan luas lahan maksimal 4,0 hektar. Pengambilan sampel petani dilakukan dengan metode Stratified Random Sampling dan diperoleh jumlah responden sebanyak 54 petani semangka yang terbagi dalam dua strata. Metode analisis yang digunakan adalah analisis biaya dan pendapatan, analisis R/C, analisis Break Even Point, dan analisis fungsi produksi Cobb Douglas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata produktifitas semangka sebesar 14.121,92 Kg/Ha dengan total biaya sebesar Rp14.687.439,12/Ha dan penerimaan usahatani sebesar Rp28.243.842,36/Ha, sehingga pendapatan yang diperoleh petani sebesar Rp13.556.403,24/Ha. Usahatani semangka di Kecamatan Mirit sudah dilakukan secara efisien, yang ditunjukkan oleh nilai R/C lebih besar dari 1 yaitu R/C sebesar 1,92. Rata-rata BEP produk adalah 1.361,36 kg, BEP harga Rp1.040,44, dan BEP penerimaan adalah Rp2.722.727,06, artinya usahatani semangka sudah menguntungkan karena sudah melampaui volume produksi dan penerimaan pada saat BEP. Faktor produksi luas lahan (X1), benih (X2), pupuk organik (X3), pupuk anorganik (X4), pestisida padat (X5), pestisida cair (X6), dan tenaga kerja (X7) secara bersama-sama berpengaruh terhadap hasil produksi semangka. Sedangkan secara parsial faktor produksi yang berpengaruh adalah luas lahan, benih, dan tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produksi semangka.
Abstrak (Inggris)Watermelon is one of commodities that have good prospect to be developed. The amount of watermelon production in Mirit District in 2014 is 31,485 quintals with a harvested area is 195 hectares. Efforts by farmers in order to earn a high income depends on the right combination of production factors. The study aims: 1) to know the financial analysis of watermelon farming and the value of Break Even Point (BEP) in Mirit District Kebumen Regency, 2) To know the influence of the use of production factors on the production of watermelon farming in Mirit District Kebumen Regency. This research was conducted in Kebumen District of Mirit in August to September 2015. The research method used was survey method. The result of the survey is the minimum land area of 0.5 hectare and the maximum land area of 4.0 hectare.The sampling of farmers was done by Stratified Random Sampling method and obtained the number of respondents as much as 54 watermelon farmers divided into two strata. The analytical methods that used were cost and revenue analysis, R/C analysis, Break Even Point analysis, and Cobb Douglas production function analysis. The results showed that average of watermelon productivity 14.121,92 Kg/Ha with total cost equal to Rp14.687.439,12/Ha and farming income equal to Rp28.243.842,36/Ha, so that income earned by farmer equal to Rp13.556.403,24/Ha. Watermelon farming in Mirit District has been done efficiently, shown by the value of R/C greater than 1 that is R/C of 1,92. Average BEP products is 1.361,36 kg, BEP price Rp1.040,44, and BEP revenue is Rp2.722.727,06, meaning that the watermelon farming does not gain or loss at the production level 14.121,92 kg or at the time acceptance Rp28.243.842,36. The production factors of land area (X1), seed (X2), organic fertilizer (X3), inorganic fertilizer (X4), solid pesticide (X5), liquid pesticide (X6), and labor (X7) Watermelon production. While partially influential factor of production is land, seed, and labor significantly affect the production of watermelon.
Kata Kuncianalisis finansial, usahatani semangka, faktor produksi.
Nama Pembimbing 1Ir. Hj. Sundari, M.P.
Nama Pembimbing 2Ratna Satriani, S.P, M.Sc.
Tahun2017
Jumlah Halaman18
Page generated in 0.0544 seconds.