View Artikel Ilmiah

Kembali
NIM (Student Number)C1J013010
Nama MahasiswaRAHMAD RAMADHAN SIREGAR
Judul ArtikelStrategy of BAZNAS on Poverty Alleviation in Banyumas Dstrict
AbstrakKemiskinan masih menjadi masalah polemik di Kabupaten Banyumas. Berdasarkan data pada beberapa tahun terakhir tingkat kemiskinan di Banyumas mengalami peningkatan. Jika dibandingkan dengan angka kemiskinan 35 Kabupaten / Kota di Provinsi Jawa Tengah, pada tahun 2015 tingkat kemiskinan di Kabupaten Banyumas berada di peringkat 8 tertinggi. Dilihat dari Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2), capaian di Kabupaten Banyumas cukup tinggi. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) di Kabupaten Banyumas berada di peringkat 8 termiskin dari 35 kabupaten / kota di Provinsi Jawa Tengah sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2), Kabupaten Banyumas berada di peringkat 11 termiskin. Selanjutnya, berdasarkan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskian (TNP2K) menunjukkan masing-masing Kecamatan di Kabupaten Banyumas didominasi oleh penduduk dengan 10% kesejahteraan terendah di Indonesia. Hal ini mengindikasikan bahwa Kabupaten Banyumas masih dikategorikan sebagai kabupaten miskin. Prosentase tingkat kemiskinan antar kecamatan di perkotaan dan kecamatan di perdesaan di Kabupaten Banyumas memiliki perbedaan yang sangat signifikan. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan yang tinggi antara kecamatan perkotaan dan kecamatan perdesaan di Banyumas. Penelitian ini menggunakan metode campuran yang menggabungkan penelitian kualitatif dan kuantitatif. Teknik Pengumpulan data yang dilakukan menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada pegawai BAZNAS Banyumas, instansi pemerintah daerah yang memiliki sinergi dengan BAZNAS Banyumas dan organisasi non pemerintah di Kabupaten Banyumas. Selain itu, wawancara mendalam dilakukan untuk mendapatkan lebih banyak uraian dan penjelasan. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Banyumas. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yang mewakili pegawai BAZNAS Banyumas, Kementerian Agama di Kabupaten Banyumas, Dinas Sosial, Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Daerah, Tokoh Masyarakat, dan Akademisi . Total responden dari teknik pengumpulan data ini adalah tujuh (7) responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif statistik, deskriptif kualitatif, dan matriks Strength-Weakness-Opportunity-Threath (SWOT). Hasil analisis menunjukkan bahwa kemiskinan masih merupakan masalah yang berkelanjutan di Kabupaten Banyumas. Tingkat kemiskinan di Kabupaten Banyumas masih lebih tinggi dari tingkat rata-rata. Dilihat dari Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2), capaian di Kabupaten Banyumas cukup tinggi. Data dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) juga menunjukkan jumlah <40% kesejahteraan terendah di Kabupaten Banyumas adalah 790.550 penduduk, sama dengan 48.77% dari total penduduk Banyumas. BAZNAS Banyumas memiliki peran penting dalam pengentasan kemiskinan melalui pengelolaan dana zakat. BAZNAS Banyumas melaksanakan program dan kegiatan untuk meningkatkan kualitas kehidupan mustahik. Pada pengentasan kemiskinan di Kabupaten Banyumas, BAZNAS mendistribusikan kebutuhan makanan pokok, biaya perawatan medis, kompensasi orang-orang miskin, kompensasi sebelum hari raya renovasi rumah tidak layak huni, kompensasi kepada orang-orang berutang (ghorim) biaya pendidikan untuk siswa-siswi miskin , Pelatihan kejuruan, kewirausahaan, peternakan, dan bantuan modal. Matriks SWOT menghasilkan empat strategi yaitu Strength-Opportunity (SO Strategy) yaitu dengan cara meningkatkan intensitas kerja sama antar BAZNAS Kabupaten Banyumas dengan pihak eksternal instansi pemerintah, Weakness-Opportunity (WO Strategy) yaitu dengan cara memperbaiki manajemen BAZNAS, Strength-Threath (ST Strategy) yaitu dengan cara melakukan sosialisasi dan pengarahan terkait dengan program yang dijalankan, dan Weakness-Threath (WT Strategy) yaitu dengan cara memperbaiki sistem perencanaan yang terkait dengan program. Implikasi dari analisis di atas adalah yang pertama, kemiskinan harus segera diatasi karena kemiskinan merupakan masalah polemik. Instansi Pemerintah dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Banyumas dapat bersinergi untuk mengatasi masalah kemiskinan di Banyumas. Kedua, BAZNAS Banyumas dapat menjalankan program secara intensif dan lebih beragam serta kreatif melalui pendekatan religius. Selain itu, BAZNAS Banyumas juga perlu melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap program tersebut. Ketiga, BAZNAS harus memperhatikan poin-poin SWOT. Dengan maksimalisasi kekuatan untuk meraih peluang, meminimalkan kelemahan untuk mendapatkan lebih banyak peluang, meningkatkan kekuatan untuk menghindari ancaman, dan meminimalkan kelemahan sehingga ancaman dapat dihindari.
Abstrak (Inggris)Poverty is still a polemical problem in Banyumas District. Based on recent data, in recent years the poverty rate in Banyumas has increased. When it is compared with the poverty rate of thirty-five Districts /Cities in Central Java Province, in 2015 the poverty rate in Banyumas District is ranked 8th highest. Judging from the Poverty Depth Index (P1) and Poverty Severity Index (P2), Banyumas District achievement figures are high. The Poverty Depth Index (P1) of Banyumas District is ranked 8th poorest of the thirty-five districts /Cities in Central Java Province while Poverty Severity Index (P2), Banyumas District is ranked 11th poorest. Further, based on Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskian (TNP2K) showed each Sub-District in Banyumas District is dominated by population whom lowest 10% of prosperity in Indonesia. It indicates that Banyumas District is still categorized as a poor district. The percentage rate of poverty number in each classification between urban sub-district and rural sub-district in Banyumas District has a very significant difference. It means there is high gap between urban sub-districts and rural sub-districts in Banyumas. This research uses mixed methods which combine qualitative and quantitative research. Data collection Technique conducted uses questionnaires that distributed to employees of BAZNAS Banyumas, local government institutions that have synergies with BAZNAS Banyumas and islamic non-government organizations in Banyumas District. Moreover, indepth interview is conducted to get more descriptions and understandings. This research is conducted in Banyumas District. Method of sampling uses purposive sampling that represents employees of BAZNAS Banyumas, Ministry of Religious Affairs in Banyumas, Social Services (Dinas Sosial), People’s Welfare of Banyumas Local Government (Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Daerah), Banyumas Community Leader (Tokoh Masyarakat), and Academician. The total respondent from this data collection technique is seven (7) respondents. Data analysis technique used is descriptive statistics, descriptive qualitative,and Strength-Weakness-Opportunity-Threath (SWOT) matrix. The results of analysis shows that poverty is still a ongoing problem in Banyumas District. the poverty rate in Banyumas District is still higher than the average level. Judging from the Poverty Depth Index (P1) and Poverty Severity Index (P2), Banyumas District achievement figures are high. The data from Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) also shows the total number of the lowest <40% of prosperity in Banyumas District is 790,550 population, it is 48.77% from the total of Banyumas population. BAZNAS Banyumas has significant role on poverty alleviation through zakat fund management. BAZNAS Banyumas carries out programs and activities to improve the quality of mustahik life. On poverty alleviation in Banyumas District, BAZNAS distributes basic needs of food, cost of medical treatment, montly poor people compensation, compensation before Ied annually, renovation of improper house, compensation to the owed people (ghorim), tuition fees aids for the poor student, vocational training, entrepreneurship, cattle breeding, and capital assistance. SWOT Matrix results four strategies which are Strength-Opportunity (SO Strategy) which means to increase intensity of cooperation between BAZNAS Banyumas District with external parties of government institutions, Weakness-Opportunity (WO) which means to improve BAZNAS management, Strength-Threath (ST Strategy) which means to conduct socialization and direction related to the programs being run, and Weakness-Threath (WT Strategy) which means to improve planning systems related to the programs. The implications from analysis above are the first, problem should be overcome soon since poverty is a polemic problem. Government institution and Non Government Institution (NGO) in Banyumas can hand in hand to solve the poverty problem in Banyumas. Second, BAZNAS Banyumas can run the programs intensively and more various and creative through religious approach. Beside it, BAZNAS Banyumas also need to conduct monitoring, advise and evaluation on those programs. Third, BAZNAS should concern on SWOT points. By strengths maximization to achieve opportunities, minimizing weaknesses to earn more opportunities, increasing the strengths to avoid the threaths, and minimizing the weaknesses then avoid the threaths.
Kata KunciBAZNAS Banyumas, Kemiskinan, Peran, Strategi.
Nama Pembimbing 1Dr. Abdul Aziz Ahmad S.E, M.Si
Nama Pembimbing 2Drs. Rakhmat Priyono ME
Tahun2017
Jumlah Halaman17
Page generated in 0.0511 seconds.