View Artikel Ilmiah

Kembali
NIM (Student Number)G1F012083
Nama MahasiswaMUTIARA RIZQI
Judul ArtikelCost Effectiveness Analysis Penggunaan Fondaparinux dan Heparin pada Pasien Sindrom Koroner Akut di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Tahun 2015-2016
AbstrakFondaparinux dan heparin merupakan antikoagulan yang direkomendasikan untuk terapi pasien Sindrom Koroner Akut (SKA), dimana keduanya memiliki efektivitas dan harga yang berbeda. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui antikoagulan yang lebih cost-effective antara fondaparinux dan heparin pada pasien SKA dengan perspektif rumah sakit. Penelitian ini merupakan rancangan penelitian non eksperimental secara retrospektif. Sampel diambil dari data rekam medik dan keuangan di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto secara total sampling. Biaya yang dihitung adalah biaya medis langsung, dan outcome klinis yang dilihat adalah persentase pasien yang tidak mengalami readmission selama 30 hari. Analisis biaya menggunakan metode Cost Effectiveness Analysis dengan menghitung nilai Average Cost-Effectiveness Ratio (ACER) dan nilai Incremental Cost-Effectiveness Ratio (ICER). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola penggunaan antikoagulan yang paling banyak adalah fondaparinux sebesar 58,5% dibandingkan dengan heparin sebesar 41,5%. Berdasarkan analisis efektivitas, persentase pasien yang tidak mengalami readmission, fondaparinux lebih besar dibandingkan heparin, yaitu masing-masing sebesar 93,5% dan 86,3%. Biaya medis langsung untuk kelompok fondaparinux dan heparin masing-masing sebesar Rp.6.986.599,- dan Rp.6.593.593,-. Nilai ACER untuk fondaparinux dan heparin masing-masing Rp.74.691,- dan Rp.76.350,-, sedangkan nilai ICER adalah Rp.54.586,-. Berdasarkan perbandingan nilai ICER dengan nilai thershold hasilnya kurang dari 3 kali nilai GDP per kapita, maka disimpulkan bahwa fondaparinux merupakan terapi yang cost-effective.
Abstrak (Inggris)Fondaparinux and heparin are anticoagulant that recomended for Acute Coronary Syndrome (ACS) therapy. Fondaparinux is more effective but more expensive than heparin. This research aimed to evaluate cost effectiveness of fondaparinux versus heparin in patients with ACS from perspective of health provider (hospital). This study used a non-experimental analytic with retrospective data. Research data were taken from medical and financial records of RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto using total sampling technique. Anticoagulant treatment was considered effective by measuring percentage of patient who did not have readmission within 30 days of discharge. Cost-Effectiveness Analysis was obtained by measuring the Average Cost-Effectiveness Ratio (ACER) and Incremental Cost-Effectiveness Ratio (ICER). The result showed that from 53 patients, drug use for ACS were fondaparinux (58,5%) and heparin (41,5%). Fondaparinux was more effective than heparin with the percentage outcome for fondaparinux and heparin was 93,5% and 86,3%, respectively. Direct medical cost for fondaparinux IDR 6,986,599.- and for heparin IDR 6,593,593.-. The ACER value of fondaparinux group and heparin were IDR 74,691.- and IDR 76,350.-, repectively. While, ICER of readmission 30 days was IDR 54,586.-. It can be oncluded that fondaparinux was cost-effective because ICER value less than threshold value which is three times of the GDP per capita.
Kata KunciSindrom koroner akut, Fondaparinux, Heparin, Cost-effectiveness, RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto
Nama Pembimbing 1Nia Kurnia Sholihat M.Sc., Apt.
Nama Pembimbing 2Vitis Vini Fera Ratna Utami M.Sc., Apt.
Tahun2017
Jumlah Halaman13
Page generated in 0.0529 seconds.