View Artikel Ilmiah

Kembali
NIM (Student Number)A1L113050
Nama MahasiswaPEBRIYANA WIJAYA
Judul ArtikelPERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) PADA BERBAGAI INTERVAL FERTIGASI DAN FREKUENSI PEMBERIAN BAHAN PEMBENAH TANAH DENGAN TAKARAN BERBEDA DI LAHAN PASIR PANTAI NUSAWUNGU, CILACAP
AbstrakBawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang sudah sejak lama diusahakan petani secara intensif. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menentukan interval fertigasi yang paling baik, (2) menentukan frekuensi pemberian pembenah tanah yang paling baik, (3) menentukan takaran pembenah tanah yang paling baik, (4) menentukan kombinasi antara interval fertigasi dan frekuensi pemberian bahan pembenah tanah dengan takaran berbeda yang paling baik. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai September 2017, di lahan pasir pantai Jetis, Nusawungu, Cilacap. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design). Petak utama adalah interval fertigasi (I), yaitu 7 hari sekali (I1) dan 14 hari sekali (I2). Anak petak adalah frekuensi pemberian pembenah tanah (M), yaitu setiap musim (M1) dan dua musim sekali (M2) dan takaran pembenah tanah (D), yaitu 100% takaran (D1), 200% takaran (D2) dan 300% takaran (D3). Data dianalisis menggunakan uji F, apabila berbeda nyata dilanjutkan dengan DMRT 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) interval fertigasi 14 hari sekali (I2) mampu meningkatkan bobot akar kering (2) frekuensi pemberian bahan pembenah tanah setiap musim (M1) mampu meningkatkan jumlah akar, bobot daun segar, jumlah umbi, bobot umbi segar, bobot umbi kering dan menghasilkan potensi hasil umbi segar 11,17 ton/ha (3) pemberian bahan pembenah tanah dengan takaran berbeda tidak memberikan pengaruh nyata terhadap semua variabel pertumbuhan dan hasil bawang merah (4) kombinasi interval fertigasi 7 hari sekali (I1) dan frekuensi pemberian bahan pembenah tanah setiap musim (M1) mampu meningkatkan jumlah umbi dan bobot umbi kering.
Abstrak (Inggris)Shallot (Allium ascalonicum L.) is one commodities of horticulture that have been farmers for a long time intensively. This research aimed to know 1) determine the best interval fertigation, 2) determine the best frequency of giving soil conditioner, 3) determine the best doses of giving soil conditioner, 4) determine the best combination of fertigation intervals and frequency of giving soil conditioner with different doses. This research was conducted in April until September 2017, at Jetis coastal sandy land, Nusawungu, Cilacap. Research using a split plot design. The main plot is the fertigation interval (I), that is every 7 days (I1) and every 14 days (I2). The sub plot is the frequency of soil conditioner (M), that is every season (M1) and two season (M2) and doses of the giving of soil conditioner (D), that is 100% doses (D1), 200% doses (D2) and 300% doses (D3). Data were analyzed by F test, tested further by DMRT 5% if significantly different. The result show that (1) fertigation intervals 14 days once (I2) can increased dry root weight (2) the frequency of giving of soil conditioner every season (M1) can increased number of roots, fresh leaves weight, number of tubers, fresh bulk weight, dry bulk weight and produce potential fresh tuber yield of 11,17 tonnes/ha (3) the giving of soil conditioner with different doses give no significant effect on all of the growth variables and shallot yield (4) combination of fertigation intervals 7 days once (I1) and the frequency of giving of soil conditioner every season (M1) can increased number of tubers and dry bulk weight. Keywoards: Shallot, interval, fertigation, frequency, doses of soil conditioner
Kata KunciKata kunci: Bawang merah, interval, frekuensi, takaran pembenah tanah
Nama Pembimbing 1Dr. Ir. Saparso, M.P.
Nama Pembimbing 2Arief Sudarmadji, S.T., M.T., Ph.D.
Tahun2017
Jumlah Halaman14
Page generated in 0.0548 seconds.