View Artikel Ilmiah

Kembali
NIM (Student Number)H1D012046
Nama MahasiswaRIVALDI HARVIANTO
Judul ArtikelUJI EKSPERIMEN GERUSAN DI BAHU JALAN DENGAN VARIASI INTENSITAS HUJAN DAN KEMIRINGAN MELINTANG BADAN JALAN (Studi Kasus : Ruas Jalan Raya Purbalingga-Banjarnegara-Wonosobo)
AbstrakBahu jalan merupakan salah satu bagian penting dari struktur jalan. Salah satu faktor yang diindikasikan mengakibatkan kerusakan bahu jalan adalah curah hujan. Curah hujan tinggi menyebabkan gerusan lokal terutama pada bahu jalan yang terbuat dari tanah asli. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kedalaman, lebar dan panjang gerusan serta pola gerusan di bahu jalan pada ruas jalan Purbalingga-Banjarnegara-Wonosobo dengan variasi intensitas hujan dan kemiringan melintang badan jalan, dan untuk mengetahui hubungan kemiringan melintang badan jalan dengan gerusan yang terjadi. Uji eksperimen dilaksanakan di laboratorium. Perilaku gerusan yang diamati terfokus pada 3 variasi kemiringan melintang badan jalan, yaitu 2%, 6% dan 8%. Pengujian dilakukan menggunakan alat simulasi hujan dengan intensitas hujan bervariasi. Penelitian dilakukan terhadap 3 sampel material bahu jalan yang diambil pada 3 titik yang berbeda pada ruas jalan Purbalingga-Banjarnegara-Wonosobo. Sampel 1 dan 2 adalah jenis tanah kerikil, sedangkan sampel 3 adalah pasir. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan kedalaman, lebar dan panjang gerusan yang disajikan secara berurutan untuk intensitas hujan 13,17 mm/jam, 19,84 mm/jam dan 31,95 mm/jam. Kedalaman gerusan maksimum berdasarkan permodelan di laboratorium untuk sampel 1 berturut-turut adalah sebesar 1,1 cm, 1,3 cm, dan 1,1 cm. Kedalaman gerusan maksimum pada sampel 2 yaitu 0,9 cm, 0,9 cm dan 0,9 cm. Sedangkan kedalaman gerusan maksimum pada sampel 3 yaitu 1,45 cm, 1,47 cm dan 1,45 cm. Lebar gerusan maksimum pada sampel 1 berturut-turut adalah sebesar 14,5 cm, 11 cm dan 9 cm. Lebar gerusan maksimum pada sampel 2 yaitu 8 cm, 7 cm dan 7 cm. Sedangkan lebar gerusan maksimum pada sampel 3 yaitu 8 cm, 8 cm dan 6 cm . Panjang gerusan maksimum pada sampel 1 secara berurutan yaitu 54 cm, 50 cm dan 60 cm. Panjang gerusan maksimum pada sampel 2 yaitu 45 cm, 44 cm dan 46 cm. Sedangkan panjang gerusan maksimum pada sampel 3 yaitu 38 cm, 42 cm, 42 cm. Semakin besar kemiringan melintang badan jalan maka semakin besar pula kedalaman dan panjang gerusan yang terjadi, namun lebar gerusan yang terjadi semakin kecil. Faktor yang menjadi penyebab terjadinya gerusan di bahu jalan ruas jalan raya Purbalingga-Banjarnegara-Wonosobo antara lain kemiringan melintang badan jalan (S), intensitas hujan (I), diameter butiran (d50), rapat massa material bahu jalan (s) dan kekentalan kinematik air (). Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa pola gerusan pada sampel 1 dan 2 terjadi tidak beraturan dan cenderung menyebar ke semua bagian bahu jalan. Sedangkan pada sampel 3 pola gerusan yang terjadi membentuk suatu alur sebagai jalan air dan tampak lebih beraturan yang mengikuti gerusan yang pertama kali terjadi.
Abstrak (Inggris)Shoulder of the road is one of the important part of the road structure. One of the problems frequently occured on the road shoulder that made from soil is scouring. The purpose of the experiment is to determine the depth, width and length of the scour and scour pattern of the road shoulder Purbalingga-Banjarnegara-Wonosobo roadway with the transverse slope variations of the road according to the terms of horizontal alignment, and to determine the relation of the transverse slope of the road with the scour. The experiment was held in the laboratory. The scouring focused on three variations slope of the road, i.e 2%, 6% and 8%. The experiment is using rainfall simulator with the variations of rainfall intensity on the model, which are 13,17 mm/h, 19,84 mm/h, and 31,95 mm/h. Samples of the experiment were taken from the road shoulder on the road section of Purbalingga-Banjarnegara-Wonosobo. Sample 1 and 2 are a type of gravel, while sample 3 is sand. Based on the research, results of the depth, width and length of the scour presented sequentially for rainfall intensity of 13,17 mm/h, 19,84 mm/h,and 31,95 mm/h. The maximum scour depth of sample 1 simulations are 1,1 cm, 1,3 cm and 1,1 cm. The maximum scour depth of sample 2 simulations are 0,9 cm, 0,9 cm and 0,9 cm. While the maximum scour depth of sample 3 simulations are 1,45 cm, 1,47 cm and 1,45 cm. The maximum scour width of sample 1 simulations are 14,5 cm, 11 cm and 9 cm. The maximum scour width of the sample 2 simulations are 8 cm, 7 cm and 7 cm. While the maximum scour width of the sample 3 simulations are 8 cm, 8 cm and 6 cm. The maximum scour length of sample 1 simulations are 54 cm, 50 cm and 60 cm. The maximum scour length of sample 2 simulations are 45 cm, 44 cm and 46 cm. While the maximum scour length of sample 3 simulations are 38 cm, 42 cm and 42 cm. The larger the transverse slope of the road, the greater the depth and length scour happens, but the smaller width scouring. The factors that cause the scouring at the roadway of Purbalingga-Banjarnegara-Wonosobo i.e transverse slope of the road (S), the rainfall intensity (I), grain diameter (d50), the shoulder material mass density (s) and the kinematic viscosity of water (). The experiment results also show that the scour pattern of sample 1 and 2 occurs irregularly and tends to spread to all parts of the road shoulder. While on the sample 3, scour pattern that occurs to form a space as the water and seemed more regular following the first scour occurs.
Kata Kuncibahu jalan, gerusan, hujan
Nama Pembimbing 1Yanto, S.T., M.S.E., Ph. D.
Nama Pembimbing 2Dr. Eng. Purwanto Bekti S, S.T., M.T.
Tahun2018
Jumlah Halaman10
Page generated in 0.0753 seconds.