View Artikel Ilmiah

Kembali
NIM (Student Number)P2BA10021
Nama MahasiswaSITI MUTRIPAH
Judul ArtikelKEANEKARAGAMAN RUMPUT LAUT DI PANTAI SAYANG HEULANG DAN POTENSINYA SEBAGAI BAHAN BAKUBIOETANOL
AbstrakSiti Mutripah, Program Studi S2 Ilmu Bologi, Program Pasca Sarjana Universitas Jenderal Soedirman. Keanekaragaman Rumput Laut di Pantai Sayang Heulangdan Potensinya Sebagai Bahan Baku Bioetanol. Pembimbing: Romanus Edy Prabowo, S.Si., M.Sc., Ph.D dan Dr. Maria Dyah Nur Meinita, S.Pi., M.Sc Rumput laut merupakan thallophyta yang hidup di daerah intertidal sampai pada kedalaman tertentu, dimana sinar matahari masih dapatmenembus dasar perairan.Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan rumput laut, yaitu sekitar 782 jenis. Namun kekayaan rumput laut di Indonesia belum dimanfaatkan dengan optimal, yaitu hanya dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan obat-obatan. Hal ini sangat berbeda jika dibandingkan dengan pemanfaatan rumput laut di negara lain, seperti Norwegia dan Jepang yang telah memanfaatkan rumput laut sebagai bahan makanan, obat-obatan, industri dan bioenergi. Salah satu pantai di Indonesia yang kaya akan rumput laut adalah Pantai Sayang Heulang yang merupakan salah satu pantai di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Seperti kebanyakan rumput laut di Indonesia, rumput laut di pantai ini juga belum dimanfaatkan dengan optimal. Kurang optimalnyaa pemanfaatan rumput laut ini disebabkanjenis, keanekaragaman dan potensi rumput laut di pantai ini belum diketahui sepenuhnya. Sehingga beberapa masyarakat sekitar pantai tersebut hanya memanfaatkan rumput laut dari dua jenis yang mereka ketahui, yaitu Gracillaria coronopifolia dan Sargassum duplicatum Kurang optimalnya pemanfaatan rumput laut di Pantai Sayang Heulang menyebabkan rumput laut di pantai ini tidak memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan tidak berpengaruh besar terhadap peningkatan perekonomian masyarakat sekitar pantai. Salah satu contoh pengoptimalan pemanfaatan rumput laut yang memiliki nilai ekonomi tinggi adalah pemanfaatan rumput laut sebagai bahan baku bioetanol. Bioetanol merupakan bahan bakar yang dapat digunakan sebagai pengganti bensin. Produksi bioetanol dari rumput laut dihasilkan melalui dua proses utama, yaitu proses hidrolisis dan fermentasi.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman rumput laut di Pantai Sayang Heulang serta potensi rumput laut tersebut sebagai bahan baku bioetanol.Sehingga dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai jenis, keanekaragaman dan potensi rumput laut di pantai Sayang Heulang sebagai bahan baku bioetanol. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa keanekaragaman rumput laut di Pantai Sayang Heulang tergolong ke dalam kriteria sedang. Rumput laut yang ditemukan di pantai ini sebanyak 20 jenis dan terbagi ke dalam tiga divisi, yaitu divisi Rhodophyta sebanyak 9 jenis, divisi Chlorophyta sebanyak 6 jenis dan divisi Phaeophyta sebanyak 5 jenis. Setiap jenis rumput laut yang ditemukan tersebut memiliki potensi sebagai penghasil bioetanol, dimana Rhodimenia palmata merupakan jenis rumput laut yang paling potensial dalam menghasilkan bioetanol, yaitu sebesar 1.73% (g/g). Optimalisasi proses hidrolisis, fermentasi dan pemilihan mikroorganisme yang tepat diperlukan untuk menghasilkan bioetanol yang lebih tinggi.
Abstrak (Inggris)Siti Mutripah, Biology study program, Graduate Program, Universitas Jenderal Soedirman. Seaweed Diversity in Sayang Heulang Beach and its Potentials as Bioethanol Source. Consultants: Romanus Edy Prabowo, M.Sc., Ph.D and Dr. Maria Dyah Nur Meinita, M.Sc. Seaweed is Thallophyta living in intertidal areas up to certain depths, where sunlight can still penetrate the bottom waters. Indonesia is a country rich in seaweed, where around 782 species of seaweed were discovered. However, it has not been optimally utilized as it is only used for food and medicine. In contrast, other countries, such as Norway and Japan, has been used seaweed for food and medicine, as well as for industry and bioenergy. One of the beaches in Indonesia which are rich in seaweed is the Sayang Heulang beach, in Garut Regency, West Java. Unfortunately, like in many other areas in Indonesia, seaweed on this beach is also not optimally utilized due to lack of information on its diversity and potential; for that reason, people around the beach only exploit two species of seaweed they know, namely Gracillaria coronopifolia and Sargassum duplicatum. The lack of optimum exploitation of seaweed causes it considered as not having a high economic value and having no major effect on increasing the economy of coastal communities. One of ways to optimize the exploitation of seaweed with a high economic value is utilizing seaweed for bioethanol, a type of fuel to substitute gasoline. Bioethanol from seaweed is produced through two main processes, namely the process of hydrolysis and fermentation. The purpose of this study was to determine the seaweed diversity on Sayang Heulang Beach and its potential as raw material for bioethanol. This study is expected to provide information on the types and diversity of the seaweed on the Sayang Heulang beach, as well as its potential for producing bioethanol. Based on the research findings, the diversity on the Sayang Heulang beach is categorized as moderate. There are twenty (20) types of seaweed in Sayang Heulang Beach, which are classified into three divisions, Rhodophyta (9 types), Chlorophyta (6 types), and Phaeophyta (5 types). Each of the types has the potential to produce bioethanol. Rhodimenia palmata is the most potential for it produces 1.73% (g / g) of bioethanol Optimizing the process of hydrolysis and fermentation, and selecting appropriate microorganisms lead to higher bioethanol production.
Kata Kuncirumput laut, Sayang Heulang, keanekaragaman, bioetanol
Nama Pembimbing 1Romanus Edy Prabowo,S.Si., M.Sc., Ph.D
Nama Pembimbing 2Dr. Maria Dyah Nur Meinita, S.Pi., M.Sc
Tahun2013
Jumlah Halaman13
Page generated in 0.0571 seconds.