View Artikel Ilmiah

Kembali
NIM (Student Number)F1D012051
Nama MahasiswaBIMA AJI PRASETYA
Judul ArtikelAKTIVISME DARING DALAM PENOLAKAN HAK MEREK EKSKLUSIF TEMPE MENDOAN DI BANYUMAS
AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menjelaskan aktivisme digital di Kabupaten Banyumas dalam penolakan hak merek eksklusif tempe mendoan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan paradigma konstruktivisme dan pendekatan studi kasus. Penelitian ini juga menggunakan teknik analisis kualitatif deskriptif, dalam model analisis interaktif Miles dan Huberman. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa kehadiran budaya media baru yang lahir dari globalisasi telah melahirkan idealisme dan optimisme baru dalam aktivitas politik terutama di ranah lokal Banyumas. Media baru juga telah digunakan sebagai alat untuk membangun aktivisme sosial. Aktivisme sosial di media baru menjadi fenomena baru dalam proses politik perlawanan dan partisipasi publik untuk mempengaruhi proses politik di ranah virtual. Namun di sisi lain Banyumas belum sepenuhnya siap menerima aktivisme digital karena ketidak mapanannya konten kreator yang berkualitas ditambah dengan kurangnya edukasi etika menggunakan media dan pemahaman literasi media yang masih kurang. Dari analisis yang dibuat setidaknya aktivisme digital dalam penolakan eksklusif tempe mendoan di Kabupaten Banyumas dapat menggambarkan sebuah bentuk dan alur diamana proses kedewasaan masyarakat yang ternaungi oleh global village belum sepenuhnya bisa dikatakan sebagai masyarakat yang siap, pengaruh teknologi dan framing media yang dapat merubah dan membentuk pemahaman nilai budaya yang sepenuhnya bisa mempengaruhi kepentingan pribadi maupun publik.
Abstrak (Inggris)The purpose of this research is to describe the digital activism in Banyumas Regency in rejection of capitalization tempe mendoan. This research uses qualitative method with constructivism paradigm and case study approach. This research also uses descriptive qualitative analysis techniques, in Miles and Huberman interactive analysis model. The results of this research indicate that the presence of a new media culture born from globalization has given birth to new idealism and optimism in political activity, especially in the local realm of Banyumas. New media has also been used as a tool for building social activism. Social activism in new media becomes a new phenomenon in the political process of resistance and public participation to influence the political process in the virtual realm. But on the other hand Banyumas is not fully ready to accept digital activism because of its lack of quality content of creators added with the lack of ethics education using media and understanding of media literacy is still lacking. From the analysis that made at least the digital activism in denial of capitalization tempe mendoan in Banyumas regency can describe a form and groove in the process of maturity society which shaded by global village not yet can be said as ready society, influence of technology and media framing that can change and form value comprehension a culture that can fully affect both private and public interests.
Kata Kunciaktivisme digital, media baru, global village, globalisasi, digital activism, new media, global village, globalization
Nama Pembimbing 11. Dr. Luthfi Makhasin, M.A
Nama Pembimbing 22. Triana Ahdiati, M.Si.
Tahun2018
Jumlah Halaman17
Page generated in 0.059 seconds.