View Artikel Ilmiah

Kembali
NIM (Student Number)F1A014054
Nama MahasiswaLOVI ANIS RETNOSARI
Judul ArtikelPERJUANGAN DALAM DIAM (PERLAWANAN SEORANG PELAYAN BERKULIT HITAM DI GEDUNG PUTIH DALAM FILM THE BUTLER KARYA LEE DANIELS)
AbstrakPermasalahan mengenai rasial sudah ada dan terjadi dalam waktu yang lama. Perbedaan berdasarkan warna kulit tersebut memicu lahirnya gerakan-gerakan yang mengunggulkan rasnya sendiri-sendiri. Salah satu negara yang memiliki sejarah mengenai permasalahan rasial adalah Amerika Serikat. Superioritas warga kulit putih kemudian menjadi sumber konflik rasial yang berdarah-darah dan berkepanjangan di Amerika. Hal ini kemudian menarik perfilman Hollywood untuk menampilkan isu rasisme ke dalam film. Salah satunya adalah film The Butler (2013) karya Lee Daniels. Film The Butler menceritakan tentang perjuangan dan perlawanan seorang kulit hitam bernama Cecil yang mengalami berbagai perlakuan diskriminasi rasisme dalam pekerjaanya sebagai pelayan (Butler) di Gedung Putih (White House). Sehingga dalam penelitian ini rumusan masalah yang ada adalah bagaimana perjuangan dalam diam yang dilakukan oleh pelayan berkulit hitam terhadap rasialisme yang bersumber dalam film The Butler karya Lee Daniels. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis bentuk – bentuk perjuangan dalam diam yang dilakukan oleh seorang pelayan kulit hitam di Gedung Putih untuk melakukan perlawanan terhadap rasisme pada film The Butler karya Lee Daniels. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Bahan penelitian ini adalah film ‘The Butler’ (2013) karya Lee Daniels. Film ini diangkat dari kisah kehidupan Eugene Allen sebagai pelayan kulit hitam yang melayani delapan Presiden Amerika Serikat di Gedung Putih dari tahun 1952 sampai ia pensiun pada tahun 1986. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari dua sumber yaitu pengamatan dan studi kepustakaan. Metode analisis data menggunakan semiotika dari teori Charles Sanders Peirce. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam film “The Butler” memunculkan perlawanan rasialisme yang cenderung tidak menggunakan kekerasan (non violent). Para pelayan (Butler) kulit hitam pada gedung putih yang bekerja dalam diam pun melakukan perlawanan dengan bekerja secara sungguh – sungguh dan mengabdi kepada negara Amerika, meskipun mereka tahu ada oknum – oknum di dalam pemerintahan terkadang secara eksplisit tidak setuju dengan persamaan hak antara orang kulit hitam dan orang kulit putih hingga menyebabkan kebijakan yang berdampak pada pembentukan personal racism hingga institutional racism. Di tempat mereka bekerja pun tak lepas dari praktik rasialisme seperti perbedaan upah dan tidak adanya peningkatan jabatan. Namun para Butler memberikan seluruh waktu dan tenaga serta hatinya untuk tetap setia dan mengabdi kepada negara Amerika. Di dalam film The Butler juga memperlihatkan bahwa melakukan perlawanan bisa dilakukan tanpa kontak fisik yang berlebihan hingga menyebabkan pertikaian dengan jalan kekerasan. Adegan - adegan yang ada dalam film mengenai perlawanan untuk membela kebebasan dalam mendapatkan hak dan kesempatan setara tanpa perbedaan rasial yang terkandung dalam film juga terlihat jelas dengan pengambilan beberapa dokumentasi visual dan kejadian yang sesuai dengan perjalanan sejarah pergerakan Civil Rights Movement yang telah terjadi di Amerika.
Abstrak (Inggris)Racial issues have existed and happened for a long time. The prejudice against people based on skin color has caused many to form ideologies and movements which favor their own race against the other. Such ideology also existed in America. White superiority against other races in America has resulted in many conflicts, leading to a long history of racial discrimination. This attracts the Hollywood industry to adopt the issue into movies, one of which is The Butler (2013) by Lee Daniels. The movie depicts the struggle of Cecil, a black man serving as a White House butler who faced racial discrimination throughout his tenure. Therefore, the formulation of the problem in this research is: How is the silent resistance towards racism performed by a black butler in Lee Daniels’ The Butler works. The purpose of this research is to analyze the forms of silent resistance towards racism performed by a black man who served as a White House butler on The Butler by Lee Daniels. The method used in this research is qualitative descriptive, with movie The Butler (2013) by Lee Daniels as research material. This movie is adapted from the real story of Eugene Allen, a black man who served eight American presidents as a White House butler from 1952 until retirement in 1986. Data sources are taken from observation and literature review. Charles Sanders Peirce’s semiotics are used as data analysis method. The result of this research shows the resistance to racism on The Butler tend to be nonviolent. The black butlers of White House choose to work in silence, resisting by working hard and dedicating their life to America, despite knowing that there are people in the government who explicitly rejected equality between blacks and whites, creating policies which causes personal racism and institutional racism. Racism practices exist in their workplace, some of which are salary gap and no promotion. Still, the butlers gave their time, heart and devotion serving America. The Butler also shows that resistance could also be done without excessive physical contact and violence. The scenes clearly display the struggle to achieve freedom and equal rights for all races, supported by visual documentations taken from events that go in line with the history of Civil Rights Movement in America.
Kata KunciFilm rasisme, pelayan kulit hitam, perjuangan dalam diam
Nama Pembimbing 1Drs. Dalhar Shodiq, M.Si
Nama Pembimbing 2Sulyana Dadan, MA
Tahun2018
Jumlah Halaman11
Page generated in 0.0623 seconds.