View Artikel Ilmiah

Kembali
NIM (Student Number)A1C015019
Nama MahasiswaFAJRI ASTI AMEINIYAH
Judul ArtikelUJI PERFORMANSI TUNGKU BERBAHAN BAKAR SERBUK KAYU PINUS PADA PRODUKSI GULA CETAK (Studi Kasus di Desa Pernasidi Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas)
AbstrakKonsumi energi nasional mencapai 1,23 miliar barrels oil equivalent (BOE) pada 2017. Berdasarkan data Kementerian Eenergi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dari jumlah tersebut sebanyak 382.95 juta BOE atau hampir sepertiga konsumsi energi untuk rumah tangga. Desa Pernasidi, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas merupakan desa yang rata-rata mata pencaharian masyarakatnya adalah sebagai petani nira (gula). Warga biasanya membuat industri skala rumah tangga yang memproduksi gula cetak dan gula semut, serta masih menggunakan tungku berbahan bakar biomassa. Penggunaan bahan bakar biomassa karena murah dan memanfaatkan limbah kayu yang ada. Penelitian ini mengkaji performansi tungku tradisional berbahan bakar serbuk kayu pinus. Tujuan penelitian yaitu: (1) Mengetahui performansi tungku tradisional yang digunakan dalam produksi gula cetak, (2) mengetahui kebutuhan energi yang digunakan pada produksi gula cetak menggunakan tungku tradisional, (3) mengetahui nilai efisiensi tungku tradisional pada produksi gula cetak. Penelitian dilakukan pada bulan Juni-Oktober 2019. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata efisiensi tungku tradisional berbahan bakar serbuk kayu pinus ialah 16,91% dan mampu menghasilkan panas dengan rata-rata efisiensi sistem tersedia sebesar 16,60%. Kebutuhan energi rata-rata yang digunakan untuk produksi gula cetak ialah 136.295,86 kJ, dan rata-rata laju konsumsi bahan bakar ialah 14,35 kg/jam. Nilai efisiensi tungku dipengaruhi oleh massa nira yang dimasak, kondisi mula-mula tungku, suhu lingkungan dan kestabilan kondisi api pada saat pemasakan.
Abstrak (Inggris)The national energy consumption reached 1.23 billion barrels of oil equivalent (BOE) in 2017. Based on data from the Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM), of that number 382.95 million BOE or almost one-third of energy consumption for households. Pernasidi Village, Cilongok Subdistrict, Banyumas Regency is a village whose average livelihood is as a sugar palm. Residents usually make household-scale industries that produce printed sugar and ant sugar and still use biomass-fueled stoves. Use of biomass fuel because it is cheap and utilizes existing wood waste. This study examines the performance of traditional pine wood-burning stoves. The research objectives are: (1) Knowing the performance of traditional stoves used in the production of printed sugar, (2) knowing the energy requirements used in sugar production using traditional stoves, (3) knowing the value of efficiency of traditional stoves in the production of printed sugar. The study was conducted in June-October 2019. The results showed the average value of efficiency of traditional pine wood-burning stoves was 16.91% and was able to produce heat with an average available system efficiency of 16.60%. The average energy requirement used for the production of printed sugar is 136,295.86 kJ, and the average fuel consumption rate is 14.35 kg/hour. The efficiency value of the stove is influenced by the mass of the cooked sap, the initial conditions of the furnace, the ambient temperature and the stability of the fire conditions at the time of cooking.
Kata KunciPerformansi, Tungku tradisional, Kalor, Kadar air, Efisiensi
Nama Pembimbing 1Ir. Masrukhi, M.P.
Nama Pembimbing 2Abdul Mukhlis R., S.TP., M.Sc.
Tahun2020
Jumlah Halaman19
Page generated in 0.054 seconds.