View Artikel Ilmiah

Kembali
NIM (Student Number)F1A014049
Nama MahasiswaSETO BAYU PRASETYO
Judul ArtikelJOGJA ASAT (Resistensi Terhadap Pembangunan Hotel di Yogyakarta dalam Film “Belakang Hotel”(2014) Karya WatchDoc)
AbstrakBanyak gerakan sosial bermunculan di Indonesia. Munculnya gerakan-gerakan sosial saat ini bukan hanya tentang protes buruh, tetapi juga disebabkan oleh isu ketimpangan sosial, ekologi, humanis, dan budaya. Pembangunan Fave Hotel di Yogyakarta mengakibatkan kelangkaan sumber air bersih bagi masyarakat di tiga desa, yakni Miliran, Penumping, dan Gowongan. Masyarakat terdampak di tiga desa tersebut berupaya memanfaatkan air dengan berbagai cara agar kebutuhan sehari-hari terkait air bersih tetap dapat terpenuhi, meski harus mengorbankan hal lain. Hingga suatu ketika, Dodo Putra Bangsa, seorang aktivis seni rupa di Yogyakarta dan seorang korban, melakukan aksi teatrikal dan mengajak masyarakat terdampak lainnya untuk berdemonstrasi. Di sisi lain, Komunitas Warga Berdaya, sebuah LSM lokal, hadir dalam upaya advokasi dan konsolidasi masyarakat yang terkena dampak. Pelaku gerakan berhasil menang dengan mencabut izin operasi Hotel Fave dan saat itu sumber air bersih masyarakat di Miliran, Gowongan, dan Penumping juga bisa digunakan kembali untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat.
Abstrak (Inggris)Many social movements have sprung up in Indonesia. The emergence of social movements today is not only about labor protests, but also caused by issues of social, ecological, humanist, and cultural inequality. The construction of the Fave Hotel in Yogyakarta has resulted in a scarcity of clean water sources for the community in three villages, namely Miliran, Penumping, and Gowongan. The affected communities in the three villages are trying to use water in various ways so that their daily needs related to clean water can still be met, even though they have to sacrifice other things. Until one day, Dodo Putra Bangsa, an art activist in Yogyakarta and a victim, performed a theatrical action and invited other affected communities to demonstrate. On the other hand, Komunitas Warga Berdaya, a local NGO, is present in the advocacy and consolidation efforts of the affected communities. The movement's perpetrators won by revoking the Fave Hotel's operating permit and at that time the community's clean water sources in Miliran, Gowongan, and Penumping could also be reused to meet the community's clean water needs.
Kata Kuncihotel, krisis air bersih, film Belakang Hotel, Badan Lingkungan Hidup, Yogyakarta
Nama Pembimbing 1Hendri Restuadhi
Nama Pembimbing 2Sulyana Dadan
Tahun2021
Jumlah Halaman29
Page generated in 0.0551 seconds.