View Artikel Ilmiah

Kembali
NIM (Student Number)F1D007020
Nama MahasiswaHANANTYO SRI NUGROHO
Judul ArtikelHUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT PARTISIPASI MEMILIH DALAM PEMILUKADA KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2011
AbstrakTingkat partisipasi pemilih dalam pemilukada Kabupaten Pekalongan tahun 2011 adalah 68 persen. Jumlah pemilih yang terdaftar yakni 683.869 pemilih, yang berarti terdapat 465.032 pemilih yang menggunakan hak pilihnya. Pada pemilukada Kabupaten Pekalongan tahun 2011, kecamatan yang memiliki tingkat partisipasi pemilih paling tinggi adalah Kecamatan Petungkriyono sebesar 78 persen, sedangkan tingkat partisipasi pemilih terendah terdapat di Kecamatan Siwalan sebesar 54 persen. Tinggi rendah partisipasi memilih masyarakat di Kecamatan Petungkriyono dan Kecamatan Siwalan dalam pemilukada Kabupaten Pekalongan dipengaruhi oleh karakteristik sosial, seperti yang telah dikemukakan oleh Lipset dalam teorinya, yakni tingkat pendapatan, pendidikan, dan status perkawinan. Tingkat pendapatan yang tinggi akan memberikan toleransi terhadap perkembangan yang terjadi, meskipun perkembangan tersebut berjalan lambat. Sedangkan, tingkat pendapatan yang rendah akan menimbulkan sikap tidak toleran terhadap kondisi yang ada, terutama permasalahan politik. Tingkat pendidikan yang tinggi dapat menimbulkan keterbukaan pada seseorang terhadap permasalahan politik melalui media massa dan mereka yang berpendidikan tinggi merasa memiliki kewajiban moral, yakni sebagai warga negara yang baik. Sedangkan, tingkat pendidikan yang rendah akan berakibat pada ketidakmampuan mereka dalam berpartisipasi dan menganalisa permasalahan yang ada. Tingkat partisipasi memilih juga berhubungan dengan status kawin individu seseorang. Orang yang telah menikah memiliki keberadaan yang lebih stabil dan hubungan dengan masyarakat yang lebih baik, sedangkan orang yang belum menikah berbanding terbalik. Dengan demikian, tingkat pendapatan, pendidikan, dan status perkawinan dapat menjadi pendorong bagi seseorang untuk berpartisipasi di dalam pemilukada. Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana hubungan status sosial ekonomi dengan tingkat partisipasi memilih. Kata kunci: status sosial ekonomi, partisipasi politik, pemilukada
Abstrak (Inggris)The voter participation level in the Pekalongan election in 2011 was 68 percent of 683.896 voter. The sub-district that has the highest voter turnout is Petungkriyono sub-district was 78 percent, while the lowest voter turnout in Siwalan was 54 percent. The voter participation rate at Petungkriono sub-district and Siwalan sub-district in Pekalongan election influenced by social characteristics (the income level, the education level, and marital status) as noted by Lipset in his theory. The high income rate will tolerate with developments although the growth rate of progress slowly. Meanwhile, the low income rate can make a intolerance of the existing conditions, especially political issues. Higher education make people have openness to political issues and have a moral duty as a good citizen. Meanwhile, low education levels will result inability to participate and analize the existing problems. The voter participation rate was also associates with an individual marital status. People who are marry have a more stable existence and better relationship with the community. Thereby, the income level, the education level, and marital status may be a impeller for someone to participate in the election. This paper aims to explain how the relationship of socio-economic status with the voter participation level. Keywords: socio-economic status, political participation, elections
Kata Kunci Kata kunci: status sosial ekonomi, partisipasi politik, pemilukada
Nama Pembimbing 1Oktafiani Catur Pratiwi, S.IP, MA
Nama Pembimbing 2Nanang Martono, M.Si
Tahun2012
Jumlah Halaman9
Page generated in 0.0782 seconds.