View Artikel Ilmiah

Kembali
NIM (Student Number)A1A015026
Nama MahasiswaKUKUN SEPTIANA
Judul ArtikelPOLA TATANIAGA JAGUNG DI DESA KARANGGINTUNG KECAMATAN SUMBANG KABUPATEN BANYUMAS
AbstrakPotensi pasar jagung terus mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari semakin berkembangnya industri peternakan yang pada akhirnya meningkatkan permintaan jagung sebagai campuran bahan ternak. Jagung merupakan salah satu komoditas pertanian yang nilai ekonominya tinggi. Komoditas pertanian yang nilainya tinggi sering kali diikuti dengan biaya pemasaran yang tinggi pula. Desa Karanggintung merupakan salah satu desa penghasil jagung di Kecamatan Sumbang. Permasalahan yang sering dikeluhkan petani di desa Karanggintung yaitu harga yang tidak menentu dan tidak sebanding dengan kenaikan harga pupuk dan input-input lainnya. Pola tataniaga yang ada di Desa Karanggintung juga menentukan harga dari jagung yang dijual petani. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengetahui pola tataniaga jagung di Desa Karanggintung Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas. (2) Mengetahui marjin pemasaran jagung di Desa Karanggintung Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas. (3) Mengetahui farmer’s share jagung di Desa Karanggintung Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas. Penelitian ini menggunakan metode survei, dengan mengambil kasus yang ada di Desa Karanggintung Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas. Periode data yang diambil adalah Musim Tanam Pertama yaitu pada bulan Oktober sampai Maret. Analisis yang digunakan adalah analisis marjin dan farmer’s share. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saluran tata niaga jagung di Desa Karanggintung Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas terdapat tiga saluran yaitu Saluran pertama, petani – pedagang pengumpul – pedagang besar – pedagang pengecer – konsumen. Saluran kedua, petani – pedagang besar – pedagang pengecer – konsumen. Besarnya marjin pada saluran pertama yaitu : pedagang pengumpul ke pedagang besar adalah Rp500,00/kg. Pedagang besar ke pedagang pengecer adalah Rp500,00/kg. Pedagang pengecer ke konsumen adalah Rp1.000,00/kg. Besarnya marjin pada saluran kedua yaitu : pedagang besar ke pedagang pengecer adalah Rp500,00/kg. Pedagang pengecer ke konsumen adalah Rp1.000,00/kg. Farmer’s share pada saluran pertama sebesar 66,67 persen. Farmer’s share pada saluran kedua sebesar 75 persen.
Abstrak (Inggris)The marketing potential of corn continues to increase; this can be seen from the growing development of the livestock industry, which in turn increases the demand for corn as a mixture of livestock ingredients. Corn is one of the agricultural commodities with high economic value. Weapons that appear to be costly frequently have high marketing costs. The marketing rules in one region are also sometimes different from those in other regions. The same goes for marketing agencies and the effectiveness of the marketing they do. Karanggintung Village is one of the corn-producing villages in Sumbang District. There are three farmer groups in Karanggintung Village that are members of the Ngudi Luhur farmer group. The problem that is often complained about by farmers in Karanggintung village is that prices are uncertain and not comparable to price increases for fertilizer and other inputs. Then the pattern of the trade system in Karanggintung Village also determines the price of shelled corn sold by farmers. The aims of this study were (1) to find out the pattern of corn trade in Karanggintung Village, Sumbang District, Banyumas Regency. (2) Knowing the corn marketing margin in Karanggintung Village, Sumbang District, Banyumas Regency (3) Knowing the corn farmer's share in Karanggintung Village, Sumbang District, Banyumas Regency. This study used the survey method by taking cases in Karanggintung Village, Sumbang District, and Banyumas Regency. The data period taken is the first planting season, which is from October to March. A margin analysis and farmer's share were used. The results showed that there were three channels for the corn trading system in Karanggintung Village, Sumbang District, and Banyumas Regency, namely the first channel: farmers, collectors, wholesalers, retailers, and consumers. Farmers, wholesalers, retailers, and consumers comprise the second channel. The amount of margin on the first channel, namely, collectors to wholesalers, is IDR 500.00/kg. Wholesale to retailers is IDR 500.00/kg. Retailer-to-consumer is IDR 1,000.00/kg. The amount of margin on the second channel, namely, wholesalers to retailers, is IDR 500.00/kg. Retailer-to-consumer is IDR 1,000.00/kg. The farmer's share in the first channel is 66.67 percent. The farmer's share on the second channel is 75 percent.
Kata Kuncitataniaga jagung, marjin pemasaran, farmer’s share
Nama Pembimbing 1Dr. Ir. Anisur Rosyad, M.S
Nama Pembimbing 2Dr. Ir. Suyono, M.S
Tahun2023
Jumlah Halaman12
Page generated in 0.0534 seconds.