View Artikel Ilmiah

Kembali
NIM (Student Number)J1C017051
Nama MahasiswaLINTANG SEKARWANGI
Judul ArtikelPENGARUH CAREER WOMAN TERHADAP ANGKA KELAHIRAN DI JEPANG
AbstrakKesempatan yang diberikan pada perempuan Jepang untuk berkencimpung di ranah publik menyebabkan tidak sedikit kaum perempuan yang mementingkan karier. Hal tersebut memicu turunnya angka kelahiran di Jepang atau yang dikenal dengan fenomena shoushika, yang mana perempuan dianggap sebagai faktor pendukung fenomena tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan latar belakang faktor pendukung perempuan berkarier sehingga banyak perempuan memutuskan untuk menunda mempunyai anak yang berbanding terbalik dengan nilai-nilai sistem ie tradisional Jepang. Penelitian ini merupakan deskriptif kualitatif dengan metode wawancara terhadap 10 informan perempuan Jepang yang berkarier yang dikaitkan dengan sistem ie dan feminisme. Hasil penelitian menemukan bahwa rata-rata perempuan berkarier di Jepang dimudahkan dipromosikan ketika belum menikah atau memiliki anak. Anak bukan penghalang untuk melanjutkan karier, tetapi kurang dukungan. Perubahan pemikiran dalam konsep keluarga yang cukup signifikan yaitu dengan cara laki-laki berkontribusi dalam pekerjaan domestik dan terlibat mengasuh dibandingkan pada masa lalu meskipun beberapa dari mereka mengalami hal sebaliknya. Kesimpulan dari penelitian ini perempuan keinginan memiliki anak lebih tinggi dibanding memutuskan child free yang menyebabkan fenomena Shoushika. Namun karena beberapa alasan untuk menundanya karena fasilitas yang belum merata, masalah finansial atau gaji, enggan berkomitmen, kurang minat pada lawan jenis karena menyukai anime dan kurang dukungan dari tempat bekerja maupun keluarga.
Abstrak (Inggris)More Japanese women are pursuing careers because of the opportunities to work in the public. This led to “shoushika phenomenon”, which is supported by women, and caused the birth rate to decline in Japan. This study's goal is to identify the background that encourages women to choose careers over having children, which is inversely related to traditional Japanese values. Ten Japanese female informants with feminism and system ie background were interviewed in this qualitative descriptive study. The finding shows that working women in Japan generally received easy promotions when they were single and without children. More than having children, lack of support prevents people from pursuing careers. Even though some of them experience the reverse, there has been a major shift in how men participate in domestic chores and caring for children compared to earlier times. The conclusion is that women's desire to have children is greater than to be child free, which results in the Shoushika phenomena. Due to a number of factors, including uneven facilities, financial or income issues, reluctance to commit, lack of interest in the opposite sex because they like anime, and a lack of support from work and family, couples choose to defer having children.
Kata Kunci: feminisme liberal, gender, perempuan karier, shoushika, sistem ie
Nama Pembimbing 1Diana Puspitasari, S.S., M.A.
Nama Pembimbing 2Hartati, S.S., M.Hum.
Tahun2023
Jumlah Halaman17
Page generated in 0.0725 seconds.