View Artikel Ilmiah

Kembali
NIM (Student Number)P2BA11030
Nama MahasiswaTRISNO HARYANTO
Judul ArtikelHUBUNGAN EDGE EFFECTS DENGAN KERAGAMAN KUPU-KUPU PEMAKAN BUAH BUSUK DI KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI SPTN WILAYAH 1 KUNINGAN
AbstrakKasus fragmentasi banyak terjadi pada daerah penyangga hutan di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) yang disebabkan oleh aktivitas antropogenik. Hal ini menimbulkan efek negatif, karena dapat meningkatkan resiko kepunahan lokal suatu populasi dan edge effects. Edge effects merupakan dampak yang ditimbulkan karena adanya perbedaan kondisi lingkungan diantara dua habitat yang terfragmentasi dan berpengaruh terhadap satwa yang berada di dalamnya. Serangga seperti kupu-kupu dapat dijadikan bioindikator karena menghasilkan respon yang spesifik terhadap tingkat kerusakan hutan. Kupu-kupu dapat dibedakan berdasarkan sumber pakannya menjadi kupu-kupu pemakan sari bunga dan kupu-kupu pemakan buah busuk. Kupu-kupu yang akan dijadikan sebagai objek dalam penelitian ini adalah kupu-kupu pemakan buah busuk, karena kupu-kupu ini sangat peka terhadap perubahan lingkungan, mudah diamati, dan mudah untuk disampling. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai pengaruh edge effects terhadap keragaman kupu-kupu pemakan buah busuk, mengetahui pola hubungan serta korelasi keterkaitan antara edge effects dengan keragaman kupu-kupu pemakan buah busuk di kawasan TNGC SPTN Wilayah 1 Kuningan, Jawa Barat. Pengambilan kupu-kupu dilakukan menggunakan bait trap dengan umpan pisang busuk. Selain itu, dilakukan pengukuran terhadap beberapa parameter lingkungan, antara lain intensitas cahaya, temperatur udara, kelembaban udara, dan kecepatan angin. Analisis untuk mengetahui keanekaragaman jenis digunakan rumus Indeks Shannon-Wiener, sedangkan untuk mengetahui similaritas jenis digunakan rumus Indeks Morisita-Horn. Analisis regresi korelasi untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (intensitas cahaya, temperatur udara, kelembaban udara, dan kecepatan angin) terhadap nilai variabel terikat (jumlah individu spesies dan banyak spesies kupu-kupu pemakan buah busuk) dan untuk mengetahui bentuk hubungan antara variabel yang diamati dengan faktor yang dicoba. Penelitian dilakukan bulan Desember 2012 sampai Januari 2013. Lokasi penelitian berada di perbatasan kawasan rehabilitasi, Lempong Bitung, Dusun Mulya Asih, Desa Puncak, Kec. Cigugur, Kab. Kuningan, Jawa Barat, sepanjang 200 m tegak lurus dengan garis perbatasan hutan, yaitu pada jarak 0-50 m, 50-100 m, 100-150 m, dan 150-200 m. Hasil menunjukkan bahwa jenis kupu-kupu pemakan buah busuk yang ditemukan (11 jenis) termasuk ke dalam familia Nymphalidae. Keragaman kupu-kupu pemakan buah busuk pada plot 4 (lokasi 150-200 m) merupakan keragaman tertinggi. Namun hasil penelitian menginterpretasikan bahwa distribusi spesies hampir merata di setiap plot yang diamati, dengan nilai indeks di atas 80%. Hasil analisis regresi korelasi antara beberapa parameter lingkungan terhadap jumlah individu spesies kupu-kupu pemakan buah busuk menunjukkan nilai yang signifikan (p < 0,20). Berdasarkan keeratan hubungan (R2) antara intensitas cahaya, temperatur udara, kelembaban udara, dan kecepatan angin dengan jumlah individu kupu-kupu pemakan buah busuk, maka diketahui kontribusi faktor lingkungan tersebut berturut-turut sebesar 0,9%, 2,3%, 1,3%, dan 1,3%. Adapun hasil analisis regresi korelasi antara parameter lingkungan terhadap banyak spesies dari kupu-kupu pemakan buah busuk menunjukkan nilai yang tidak signifikan. Pola hubungan antara pengaruh intensitas cahaya, temperatur udara, kelembaban udara, dan kecepatan angin terhadap jumlah individu kupu-kupu pemakan buah busuk berturut-turut adalah y = (1,962 x 10-8)x2 + x + 0,908, y = 0,183x2 – 8,446x + 98,368, y = x2 + 0,091x – 0,230, dan y = 12,507x3 –17,485x2 + 6,908x + 1,080. Edge effects berpengaruh nyata terhadap keragaman kupu-kupu pemakan buah busuk di kawasan TNGC SPTN Wilayah 1 Kuningan, Jawa Barat. Pola hubungan pengaruh intensitas cahaya, temperatur udara, kelembaban udara terhadap jumlah individu kupu-kupu pemakan buah busuk memberikan dinamika jumlah spesies dengan pola kuadratik, sedangkan kecepatan angin terhadap jumlah individu kupu-kupu pemakan buah busuk memberikan dinamika jumlah spesies dengan pola kubik. Parameter lingkungan yang diukur memiliki korelasi keterkaitan yang rendah terhadap keragaman kupu-kupu pemakan buah busuk di kawasan TNGC SPTN Wilayah 1 Kuningan, Jawa Barat.
Abstrak (Inggris)The forest buffer zone of the Ciremai Mountain National Park (TNGC) had been fragmented due to anthropogenic disturbance. Fragmentation causes negative effect for environment, because it can increase local extinction and edge effects. Edge effects are impacts due to differences of environmental conditions between two fragmented habitats and affected animals are in. Insects such as frugiforus butterfly produces a specific response to deforestation, therefore it can be used as bioindicator to detect environmental changes. This research was conducted from December 2012 - January 2013 in the first Region of TNGC. Research locations were in the frontier of rehabilitation area, Lempong Bitung, Cigugur, Kuningan, West Java, perpendicular to the forest frontier along 200 m, which is at a distance of 0-50 m, 50-100 m, 100-150 m, and 150-200 m. The result showed that there were 11 species, which belong to family Nymphalidae. Edge effects significantly affect the diversity of frugiforus butterfly in the TNGC. Environmental measurement parameters have a low correlation to diversity frugiforus butterfly in the TNGC.
Kata Kunciedge effects, frugiforus butterfly, Ciremai Mountain National Park, fragmentation
Nama Pembimbing 1Dr.rer.nat. Imam Widhiono M.Z., M.S.
Nama Pembimbing 2Dr. Bambang Heru Budianto, M.S.
Tahun2013
Jumlah Halaman14
Page generated in 0.0565 seconds.