View Artikel Ilmiah Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Kembali
NIM (Student Number)F1A015090
Nama MahasiswaSITI SAFANASARI
Judul ArtikelPARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN DIFABEL DALAM PEMILU 2019 DI PURWOKERTO
AbstrakMasih buruknya keseimbangan peran antara laki-laki dan perempuan membuat proses politik seolah memiliki dinding yang besar yang menghalangi keterlibatan perempuan, terutama perempuan difabel dengan triple diskriminasi, perempuan difabel selain mendapat stigma karena mereka “perempuan”, “menyandang cacat” serta sebagian besar diantara mereka kondisinya “miskin” (secara ekonomi, sosial, politik dan sektor kehidupan lainnya) masuk di dalamnya. Oleh karena itu, adanya triple diskriminasi yang didapatkan oleh perempuan difabel dan pemaknaan politik yang keliru yaitu sebagai ranahnya lai-laki sehingga menarik untuk diteliti mengenai bentuk-bentuk partisipasi politik serta hambatan partisipasi politik perempuan difabel pemilu 2019. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Lokasi penelitian yaitu di Purwokerto. Hasil penelitian ini menemukan bahwa bentuk-bentuk pertisipasi politik perempuan difabel dapat dibagi dua yaitu menjadi spectator yaitu memilih dalam pemilihan umum (voters) dan gladiator yaitu terlibat dalam proses politik (pemilu) seperti menjadi relawan demokrasi dan mengikuti kegiatan sosialisasi pemilu. Hasil penelitian berikutnya adalah hambatan partisipasi politik perempuan difabel yang terbagi menjadi hambatan internal dan hambatan eksternal. Hambatan internal adalah hambatan yang berasal dari dalam diri perempuan difabel itu sendiri, seperti minat,kemampuan,dan kesadaran politik perempuan difabel, sedangkan hambatan eksternal adalah hambatan yang berasal dari luar individu, bersifat teknis dan struktural, seperti hambatan pelaksanaan teknis dan struktural dalam pemilu 2019. Upaya dalam peningkatan partisipasi politik perempuan difabel yaitu dengan pendidikan politik, dan mendorong untuk mengikuti organisasi difabel, agar semakin aktif ikut dalam kegiatan-kegiatan publik, dan pemenuhan hak-hak fasilitas pemilu yang inklusi.
Abstrak (Inggris)The poor balance of roles between men and women makes the political process seem to have a large wall that prevents the involvement of women, especially women with disabilities with triple discrimination, women with disabilities besides being stigmatized because they are "women", "bearing disabilities" and most of them "poor" conditions (economically, socially, politically and other sectors of life) are included. Therefore, there is a triple discrimination obtained by women with disabilities and wrong political meaning, namely as the realm of men so it is interesting to study the forms of political participation and barriers to political participation of women with disabilities in 2019 elections. This research is a descriptive qualitative research using techniques Data collection uses interviews, observation and documentation. The research location is in Purwokerto. The results of this study found that the forms of political participation of women with disabilities can be divided into two, namely becoming spectators, namely voting and voting, namely engaging in political processes (elections) such as volunteering for democracy and participating in election socialization activities. The results of the next research are barriers to political participation of women with disabilities which are divided into internal barriers and external barriers. Internal barriers are barriers that originate within women with disabilities themselves, such as the interests, abilities, and political awareness of women with disabilities, while external barriers are obstacles that come from outside the individual, are technical and structural, such as technical and structural implementation obstacles in the 2019 election Efforts in increasing the political participation of women with disabilities namely by political education, and encouraging to participate in disability organizations, so that they are more actively involved in public activities, and the fulfillment of the rights of inclusive election facilities.
Kata KunciPerempuan Difabel, Partisipasi Politik, Pemilu
Nama Pembimbing 1Dr. Soetji Lestari, M.Si.
Nama Pembimbing 2Dr. Tri Wuryaningsih, M.Si.
Tahun2020
Jumlah Halaman16
Page generated in 0.0548 seconds.