View Artikel Ilmiah Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Kembali
NIM (Student Number)F1B016047
Nama MahasiswaFANY TRI FEBIOLA
Judul ArtikelINNOVATIVE GOVERNANCE DALAM PENANGANAN SAMPAH: STUDI KASUS REFUSE DERIVED FUEL (RDF) DI TPA JERUKLEGI KABUPATEN CILACAP
AbstrakInovasi adalah pengadopsian cara-cara baru dalam memecahkan masalah. Sedangkan innovative governance adalah inovasi yang dilakukan oleh pemerintah dalam memecahkan masalah publik. Inovasi mencakup semua aspek kehidupan, tak terkecuali dalam masalah persampahan. Timbulan sampah di Kabupaten Cilacap mencapai 3.803,78 m3 per harinya. Bertambahnya jumlah penduduk Kabupaten Cilacap menjadi salah satu faktor meningkatnya volume timbulan sampah di Kabupaten Cilacap. Kabupaten Cilacap memiliki 4 TPA yaitu TPA Jeruklegi, TPA Kroya, TPA Majenang dan TPA Sidareja. Keempat TPA yang dimiliki menggunakan sistem controlled landfill meskipun dalan prakteknya berupa controlled dump. Dengan semakin bertambahnya jumlah timbulan sampah di Kabupaten Cilacap menimbulkan suatu permasalahan baru, yaitu penuhnya lahan TPA. Karena penuhnya TPA ini merupakan permasalahan yang terus berulang dirasakan oleh Pemerintah Kabupaten Cilacap, maka Pemerintah Kabupaten Cilacap merasa perlu untuk melakukan inovasi dalam penanganan sampah yang berupa pengelolaan sampah menjadi bahan bakar alternatif batu bara (Refuse Derived Fuel). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang diarahkan pada latar individu secara holistik (utuh) yeng berupa kata-kata dan gambar. Pemilihan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu memilih informan yang benar-benar mengerti tentang obyek penelitian dan dapat dipercaya sebagai sumber data yang kompeten untuk memperoleh data dengan menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas. Sedangkan validitas data menggunakan triangulasi dengan sumber yaitu membandingkan dan mengecek kembali tingkat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa innovative governance dalam penanganan sampah: studi kasus Refuse Derived Fuel (RDF) di TPA Jeruklegi Kabupaten Cilacap jika dilihat dari aspek aktivitas inovasi maka Pemerintah Kabupaten Cilacap memiliki akses dalam inovasi pengelolaan sampah menjadi bahan bakar RDF berawal dari pihak swasta yaitu PT Holcim (sekarang PT Solusi Bangun Indonesia). Kemudian dikembangkan dengan mengajak berbagai pihak seperti Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemeterian PUPR) dan Kerajaan Denmark sebagai negara pendonor. Apabila dilihat dari aspek kemmapuan berinovasi Pemerintah Kabupaten Cilacap memiliki kemampuan berinovasi karena memiliki kepemimpinan dan budaya organisasi yang mendukung, selain itu kemampuan keuangan, SDM dan lahan TPA juga menjadi faktor pendorong Pemerintah Kabupaten Cilacap memiliki kemampuan berinovasi. Dampak inovasi terhadap kinerja dan evaluasi masih belum dapat terlihat karena masih dalam tahap comissioning atau uji coba tahap ke 2 namun inovasi ini dinilai lebih efisien dan meningkatkan konteks pengelolaan sampah di Kabupaten Cilacap yang tadinya hanya ditimbun namun kini menjadi sebuah produk yang bernilai serta tidak memerlukan perluasan lahan lagi setiap 5 tahun. Kondisi sektor yang lebih luas juga mendukung adanya inovasi ini yang dibuktikan dengan keterlibatan berbagai pihak dalam inovasi ini.
Abstrak (Inggris)Innovation is the adoption of new ways of solving problems. While innovative governance is an innovation made by the government in solving public problems. Innovation encompasses all aspects of life, including waste matters. Waste generation in Cilacap Regency reaches 3,803.78 m3 per day. The increasing population of Cilacap Regency is one factor increasing the volume of waste generation in Cilacap Regency. Cilacap Regency has 4 Final Processing Sites namely the Jeruklegi Final Processing Site, Kroya Final Processing Site, Majenang Final Processing Site and Sidareja Final Processing Site. The four final processing facilities owned use a controlled landfill system, although in practice it is a controlled dump. With the increasing number of waste generation in Cilacap Regency, there is a new problem, namely the full land of the Final Processing Site. Because the fullness of this Final Processing Site is a recurring problem that is felt by the Cilacap Regency Government, the Cilacap Regency Government feels the need to innovate in handling waste in the form of waste management into alternative fuel for coal (Refuse Derived Fuel). This study uses descriptive qualitative methods as a research procedure that produces descriptive data that is directed at an individual holistic setting in the form of words and images. The selection of informants in this study uses a purposive sampling technique that is selecting informants who truly understand the object of research and can be trusted as a competent source of data to obtain data using interviews, observation and documentation. The data analysis technique uses an interactive analysis model and runs continuously until completion. While the validity of the data uses triangulation with sources, namely comparing and re-checking the level of confidence in the information obtained. The results showed that innovative governance in handling waste: Refuse Derived Fuel (RDF) case study in Jeruklegi Landfill Cilacap Regency, if viewed from the aspect of innovation activities, the Government of Cilacap Regency had access to innovative waste management into RDF fuel originating from the private sector, PT Holcim (now PT Solusi Bangun Indonesia). Then it was developed by inviting various parties such as the Central Java Provincial Government, the Ministry of Environment and Forestry (KLHK), the Ministry of Public Works and Public Housing (Kementerian PUPR) and the Kingdom of Denmark as a donor country. When viewed from the aspect of the ability to innovate, the Government of Cilacap Regency has the ability to innovate because it has leadership and organizational culture that supports, besides the financial capability, human resources and landfill land also becomes a motivating factor for the Government of Cilacap Regency to have the ability to innovate. The impact of innovation on performance and evaluation is still not visible because it is still in the commissioning phase or pilot phase 2, but this innovation is considered more efficient and improves the context of waste management in Cilacap Regency, which had only been stockpiled but now has become a valuable product and does not require expansion more land every 5 years. Broader sector conditions also support the existence of this innovation as evidenced by the involvement of various parties in this innovation.
Kata KunciInnovative Governance, Pengelolaan Sampah, Refuse Derived Fuel
Nama Pembimbing 1Prof. Dr. Paulus Israwan Setyoko, M.S
Nama Pembimbing 2Dr. Alizar Isna, M.Si
Tahun2020
Jumlah Halaman252
Page generated in 0.0517 seconds.